Strategic management is the art and science of formulating, implementing and evaluating cross-functional decisions that will enable an organization to achieve its objectives[1]. It is the process of specifying the organization's objectives, developing policies and plans to achieve these objectives, and allocating resources to implement the policies and plans to achieve the organization's objectives. Strategic management, therefore, combines the activities of the various functional areas of a business to achieve organizational objectives. It is the highest level of managerial activity, usually formulated by the Board of directors and performed by the organization's Chief Executive Officer (CEO) and executive team. Strategic management provides overall direction to the enterprise and is closely related to the field of Organization Studies. In the field of business administration it is possible mention to the "strategic consistency." According to Arieu (2007), "there is strategic consistency when the actions of an organization are consistent with the expectations of management, and these in turn are with the market and the context." ()

Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan. Ada dua konsep yang berhubungan dengan strategi perusahaan, yaitu :
a. Distintive Competence, adalah tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. Identifikasi distinctive competence meliputi : keahlian tenaga kerja dan kemampuan sumber daya.

b. Competitive Competence, adalah kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya. Menurut Porter, ada tiga strategi yang dapat dilakukan perusahaan untuk memperoleh keunggulan bersaing, yaitu : Cost leadership, diferensiasi, dan fokus.

A.Tingkat-tingkat Strategi

1. Strategi Tingkat Korporasi (Corporate Strategy)
Strategi korporat adalah strategi yang disusun dalam suatu bisnis, di mana perusahaan akan bersaing dengan cara mengubah distintive competence menjadi competitive competence. Strategi ini berusaha menjawab dua pertanyaan, yaitu : bisnis apa yang diunggulkan untuk dapat bersaing? Dan bagaimana masing-masing kegiatan bisnis tersebut dapat dilakukan secara terintegrasi?
Sementara itu, Porter menyarankan bahwa dalam penyusunan strategi korporasi, kita perlu mengetahui keunggulan bersaing yang dimiliki, atau apa yang akan diciptakan, dan menempatkannya pada masing-masing unit bisnis.


Gambar 1. Kekuatan Persaingan Dalam Industri
(Menurut Michael Porter)

2.Strategi Tingkat Bisnis (Strategic Business Unit)
Strategi tingkat bisnis berupaya untuk menentukan bagaimana seharusnya suatu korporasi bersaing dalam setiap bisnis. SBU/UBS memiliki pengertian yang berbeda untuk setiap perusahaan. SBU/UBS dapat diartikan satu bisnis tunggal atau kelompok bisnis yang berdiri sendiri dan merumuskan strateginya sendiri.

3.Strategi Tingkat Fungsional
Strategi tingkat ini berusaha menjawab pertanyaan : bagaimana kita mendukung strategi tingkat bisnis?. Strategi fungsional lebih bersifat operasional karena akan langsung diimplementasikan oleh fungsi-fungsi manajemen yang ada dibawah tanggung jawabnya, seperti fungsi manajemen pemasaran, SDM, dan lain-lain.

B. Proses Manajemen Strategis

Proses manajemen strategis merupakan sebuah proses delapan langkah yang mencakup perencanaan strategis, pelaksanaan dan evaluasi. Meskipun keenam langkah pertama menggambarkan terjadinya perencanaan, tetapi pelaksanaan dan evaluasi juga sama pentingnya.
Adapun langkah-langkah tersebut adalah :
1.Mengidentifikasi misi, sasaran-sasaran, dan strategi-strategi organisasi sekarang ini.
Merumuskan misi organisasi memaksa para manajer untuk mengidentifikasi jangkauan-jangkauan produk-produknya atau jasa-jasanya dengan seksama. Penting juga untuk para manajer mengidentifikasi sasaran dan strategi yang sekarang digunakan. Sasaran merupakan dasar perencanaan dan memberi target kinerja yang dapat terukur yang diusahakan untuk dicapai para karyawan.

2.Menganalisis lingkungan
Menganalisis lingkungan merupakan langkah penting dalam proses itu, karena lingkungan sebuah organisasi, sebagian besar, membatasi pilihan-pilihan yang tersedia bagi manajemen. Sebuah strategi yang berhasil merupakan strategi yang sesuai dengan lingkungan.
Langkah ini telah selesai ketika manajemen memiliki pemahaman yang tepat terhadap apa yang sedang berlangsung di lingkungannya dan menyadari trend penting yang mungkin akan mempengaruhi operasi-operasinya.

3.Mengidentifiaksi peluang dan ancaman
Peluang adalah faktor-faktor lingkungan luar yang positif, sedang ancaman adalah yang negatif. Lingkungan yang sama dapat merupakan peluang bagi satu organisasi dan menjadi ancaman-ancaman bagi organisasi lain dalam industri yang sama karena perbedaan sumber daya manajemen.

4.Menganalisis sumber daya organisasi
Analisis internal memberi informasi penting tentang aset, keterampilan, dan aktivitas kerja spesifik dari sebuah organisasi. Setiap keterampilan atau sumber-sumber daya itu unggul dan unik, disebut kompetensi inti. Kompetensi inti (core competence) merupakan keterampilan utama menciptakan nilai, kemampuan-kemampuan, dan sumber daya dari suatu organisasi yang menentukan senjata-senjata persaingan organisasi itu.
Untuk memiliki kompetensi inti, perusahaan harus memiliki tiga kriteria : nilai bagi pelanggan (customer perceived value), diferensiasi bersaing (competitor differentiation), dan dapat diperluas (extendability).

5.Identifikasi kekuatan dan kelemahan
Kekuatan adalah kegiatan-kegiatan perusahaan yang berjalan baik atau sumber daya yang dikendalikannya. Sedangkan kelemahan adalah kegiatan-kegiatan perusahaan yang tidak berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan tetapi tidak dimiliki oleh perusahaan.
Penggabungan langkah tiga dengan lima menghasilkan suatu penilaian atau analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Treath), sebab analisa ini menggabungkan kekuatan, kelemahan, dan ancaman organisasi tersebut untuk mencari suatu celah strategis yang dapat dimanfaatkan oleh organisasi tersebut.

6.Merumuskan strategi
Strategi perlu ditetapkan bagi tingkat korporasi, tingkat bisnis, dan tingkat fungsional. Para manajer perlu menyusun dan mengevaluasi alternatif-alternatif strategis dan kemudian memilih strategi-strategi yang cocok pada setiap tingkatan dan strategi yang memungkinkan organisasi untuk memanfaatkan kekuatan dan peluang lingkungannya secara baik.

7.Melaksanakan strategi
Sebuah strategi hanya bagus kalau dilaksanakan. Para manajer barangkali harus memilih, merekrut, melatih, menertibkan, memindah, mempromosikan, dan boleh jadi bahkan memecat karyawan-karyawan untuk mencapai sasaran-sasaran strategis organisasi tersebut.

8.Mengevaluasi hasil
Langkah akhir dalam proses manajemen strategis adalah mengevaluasi hasil. Tindakan-tindakan penyesuaian rencana strategis disusun setelah melakukan evaluasi hasil strategi terdahulu dan menentukan bahwa perlu diadakan perubahan-perubahan.

C.Kerangka Kerja Strategis Tingkat Korporasi
1.Strategi yang hebat (Grand Strategies)
Strategi ini terdiri dari :
a.strategi stabilitas
b.strategi pertumbuhan
c.strategi pengurangan
d.strategi kombinasi

2.Matriks Portofolio Korporasi
Dahulu merupakan pendekatan paling populer untuk menentukan strategi tingkat korporasi. Matriks ini dikembangkan oleh The Boston Consulting Group, sehingga dikenal matriks BCG. Matriks BCG adalah perangkat strategi untuk memberi pedoman pada keputusan alokasi sumber daya berdasarkan pangsa pasar dan pertumbuhan UBS.
Matriks BCG merupakan empat kelompok bisnis, yaitu :
a.Cash flow : bisnis yang memperlihatkan pertumbuhan rendah tetapi memiliki pangsa pasar besar.
b.Stars : bisnis yang memperlihatkan pertumbuhan tinggi dan memiliki pangsa pasar yang tinggi.
c.Question marks : bisnis yang memperlihatkan pertumbuhan tinggi dan memiliki pangsa pasar yang rendah.
d.Dogs : bisnis yang memperlihatkan pertumbuhan rendah dan memiliki pangsa pasar yang rendah.

D.Kerangka-kerangka Strategi Tingkat Bisnis
1. Peran Keunggulan Kompetitif, adalah hal-hal yang membedakan sebuah organisasi yaitu keunggulan yang tajam. Keunggulan kompetitif dapat muncul karena memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh pesaing-pesaing lain.

2. TQM (Total Quality Management) sebagai keunggulan kompetitif

3. Strategi-strategi kompetitif
Strategi ini mengidentifikasikan tiga strategi umum yang dapat dipilih para manajer. Strategi-strategi tersebut adalah strategi kepemimpinan biaya, strategi diferensiasi dan strategi fokus.

sumber by Saparudin_google
Labels: Manajemen dan Organisasi