Mengevaluasi kinerja luar negeri merupakan pusat dari system pengendalian yang efektif. System evaluasi kinerja yang dirancang dengan tepat memungkinkan manajemen puncak untuk :
1. Mempertimbangkan profitabilitas operasi yang ada.
2. Menentukan area yang memiliki kinerja tidak seperti yang diharapkan.
3. Mengalokasikan sumber-sumber daya perusahaan yang terbatas dengan produktif.
4. Mengevaluasi kinerja manajemen
5. Memastikan prilaku manajemen konsisten dengan prioritas startegis.

Evaluasi kinerja untuk operasi luar negeri harus berhubungan dengan kerumitan seperti volatilitas kurs, inflasi luar negeri, harga transfer, budaya nasional yang berbeda, dan sejumlah pengaruh lingkungan lainnya. Jika faktor-faktor ini diabaikan, kantor pusat menghadapi resiko untuk menerima ukuran-ukuran hasil operasi yang terdistorsi.

Standar kinerja yang kurang tepat memungkin memotivasi manajer luar negeri untuk mengambil tindakan yang tidak sesuai dengan tujuan perusahaan. Konsekuensi langsung yang timbul adalah berkurangnya berkurangnya efensiensi perusahaan dan kemungkinan berkurangnya daya saing.

Konsisten
Hasil penelitian menunjukan bahwa tujuan utama evaluasi kinerja adalah untuk memastikan profitabilitas. Namun demikian, terdapat potensi untuk terjadinya konflik apabila system evaluasi kinerja tidak sesuai dengan sifat khusus operasi luar negeri yang mungkin memiliki tujuan yang berbeda dari laba jangka pendek. Demikian pula, penekanan pada profitabilitas dan efesiensi jangka pendek dapat mengahlikan perhatian dari strategi perusahaan dan manufaktur yang penting dan meniadakan kariayan perusahaan.

Berdasarkan keunikan misi tiap-tiap anak perusahaan luar negeri, system evaluasi kinerja harus memungkinkan bagaimana tujuan anak perusahaan sesuai dengan keseluruhan tujuan perusahaan. Misalkan, jika tujuan suatu anak perusahaan luar negeri adalah untuk menghasilkan komponen untuk unit lain dalam system perusahaan, maka tujuan itu harus dievaluasi dalam aspek bagaimana harga, produksi, kualitas, dan jadwal pengiriman bila dibandingkan dengan sumber-sumber pasokan lain. Manajer anak perusahaan harus berpartisipasi penuh dalam menentukan tujuan yang ingin dicapai. Partisipasi tersebut membantu dalam memastikan bahwa mereka akan dievaluasi berdasarkan kerangka kerja yang sensitive terhadap kondisi operasi local dan konsisten dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan. Perusahaan harus yakin untuk tidak mengorbankan tujuan jangka panjang karena manajer anak perusahaan terlalu sibuk dengan hasil jangka pendek. Kepatuhan terhadap tujuan jangka panjang dapat dicapai dengan memastikan bahwa tujuan kinerja jangka pendek dan insentif manajemen terpenuhi di dalam rencana strategi perusahaan .

SUMBER
Choi D.S. Frederick & Meek K. Gary. 2005. AKUNTANSI INTERNASIONAL, EDISI 5 BUKU 2. Jakarta : Salemba Empat.