Bank umum sebagai lembaga intermediasi keuangan memberikan jasa-jasa keuangan baik kepada unit surplus maupun kepada unit defisit. Bank melaksanakan beberapa tungsi dasar.

Fungsi Pokok Bank Umum

Bank umum memiliki fungsi pokok sebagai berikut :

1. menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan ekonomi
2. menciptakan uang
3. menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat
4. menawarkan jasa-jasa keuangan lain.

Usaha Bank

Kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh Bank umum menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan adalah sebagai berikut:

* menghimpun dana dari masyarakat
* memberikan kredit
* menerbitkan surat pengakuan hutang
* membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan alas pe­rintah nasabahnya:

1. surat-surat wesel termasuk wesel yang diaksep oleh bank
2. surat pengakuan utang
3. kertas perbendaharaan negara dan surat jamina pemerintah
4. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
5. Obligasi
6. surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1(satu) tahun
7. instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun

* memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah
* menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel untuk, cek atau sarana lainnya
* menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antara pihak ketiga
* menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga
* melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak (cus­todian)
* melakukan penempatan dana dari menambah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek
* membeli melalui pelelangan agunan baik semua maupun sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatya
* melakukan kegiatan anjak piutang (factoring), kartu kredit dan kegiatan wali amanat (trusree) menyediakan pembiayaan dengan prinsip bagi basil
* melakukan kegiatan lain misalnya kegiatan dalam valuta asing, melakukan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, dan asuransi; dan melakukan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit
* kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan undang­undang.

Kegiatan usaha bank sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang pada akhirnya mempengaruhi pola manajemen bank. Faktor-faktor tersebut bisa berasal dari dalam bank atau faktor internal dan bisa pula bersumber dari luar bank itu sendiri atau faktor eksternal.

Faktor Internal

Faktor-faktor yang bersumber dari dalam bank yang mempengaruhi manajemen Bank antara lain berkaitan dengan pengambilan kebijakan dan strategi operasional bank antara lain misalnya :

* stuktur organisasi bank yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan dan kebijakan atau perencanaan
* budaya kerja perusahaan (corporate culture)
* filosofi dan gaya manajemen: konservatif atau agresif
* strategi segmentasi pasar dan jaringan kantor
* ketersediaan sumber daya manusia dan penggunaan teknologi
* komitmen pemilik terhadap pengembangan usaha bank

Faktor Eksternal

Faktor-faktor ekstenal yang mempengaruhi manajemen bank meliputi faktor di luar kendali bank yaitu :

* Kebijakan moneter
* fluktuasi nilai tukar dan tingkat intlasi
* volatilitas tingkat bunga
* sekuritisasi
* treasury management
* globalisasi
* persaingan antar bank maupun lembaga keuangan non bank
* perkembangan teknologi
* inovasi instrumen keuangan

sumber : feedburner.com

Risiko usaha atau business risk bank merupakan tingkat ketidakpastian mengenai pendapatan yang diperkirakan akan diterima. Pendapatan dalam hal ini adalah keuntungan bank. Risiko usaha yang dapat dihadapi oleh bank antara lain sebagai berikut:

1. Risiko kredit (credit atau default risk)

* Risiko kredit terjadi akibat kegagalan nasabah mengembalikan pinjaman beserta bunganya sesuai.

1. Risiko investasi (investment risk)

* Terjadi akibat suatu penurunan nilai portfolio surat-surat berharga.

1. Risiko likuiditas (liquidity risk)
2. Risiko operasional (operating risk)
3. Risiko penyelewengan (fraud risk)

* Terjadi akibat kelidakjujuran, penipuan atau moral dan perilaku yang kurang baik dari pejabat, karyawan dan nasabah bank.

1. Risiko fidusia (fiduciary risk)

* Timbul apabila bank bertindak sebagai wali amanat baik untuk individu maupun bedan usaha.

1. Risiko tingkat bunga (interest rate risk)

* Tingkat bunga mengalami penurunan yang drastis

1. Risiko solvensi (solvency risk)

* Ruginya beberapa asset yang pada gilirannya menurunkan posisi modal bank

1. Risiko valuta asing (foreign currency risk)

* Ketidakstabilan nilai tukar vaias

1. Risiko persaingan (competitive risk)

sumber : feedburner.com

Dalam menjalankan kegiatan perusahaan pada waktu tertentu akan timbul kebutuhan untuk melakukan ekspansi dengan menambah barang modal yang tujuannya meningkatkan produksi perusahaan. Terdapat dua opsi yang dapat dipilih perusahaan berkenaan dengan cara memperoleh barang modal tersebut yaitu dengan membeli baik yang dananya bisa dari sisa cash perusahaan atau hutang ke bank atau kreditur lain. Cara lain adalah dengan menyewa barang modal yang dibutuhkan dari perusahaan leasing (Sewa Guna Usaha).

Berkaitan dengan kegiatan penyewaan dengan cara leasing maka berikut ini akan disampaikan ketentuan yang mengatur bagaimana perlakuan Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1169/KMK.01/1991 tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha (Leasing).

Jenis-Jenis Leasing

Kegiatan sewa-guna-usaha dapat dilakukan secara :

a) sewa-guna-usaha dengan hak opsi (finance lease);

b) sewa-guna-usaha tanpa hak opsi (operating lease).

Kegiatan sewa-guna-usaha digolongkan sebagai sewa-guna-usaha dengan hak opsi apabila memenuhi semua kriteria berikut :

a) jumlah pembayaran sewa-guna-usaha selama masa sewa-guna-usaha pertama ditambah dengan nilai sisa barang modal, harus dapat menutup harga perolehan barang modal dan keuntungan lessor;

b) masa sewa-guna-usaha ditetapkan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun untuk barang modal Golongan I, 3 (tiga) tahun untuk barang modal Golongan II dan III, dan 7 (tujuh) tahun untuk Golongan bangunan;

c) perjanjian sewa-guna-usaha memuat ketentuan mengenai opsi bagi lessee.

Kegiatan sewa-guna-usaha digolongkan sebagai sewa-guna-usaha tanpa hak opsi apabila memenuhi semua kriteria berikut :

a) jumlah pembayaran sewa-guna-usaha selama masa sewa-guna-usaha pertama tidak dapat menutupi harga perolehan barang modal yang disewa-guna-usahakan ditambah keuntungan yang diperhitungkan oleh lessor;

b) perjanjian sewa-guna-usaha tidak memuat ketentuan mengenai opsi bagi lessee.

Kewajiban Lessor dan Lesee

a. Lessor hanya diperkenankan memberikan pembiayaan barang modal kepada lessee yang telah memiliki NPWP, mempunyai kegiatan usaha dan atau pekerjaan bebas.

b. Lessee dilarang menyewa-guna-usahakan kembali barang modal yang disewa-guna-usaha kepada pihak lain.

c. Lessor wajib menempelkan plakat atau etiket pada barang modal yang disewa-guna-usahakan dengan mencantumkan nama dan alamat lessor serta pernyataan bahwa barang modal dimaksud terikat dalam perjanjian sewa-guna-usaha.

d. Plakat atau etiket harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga dengan mudah barang modal tersebut dapat dibedakan dari barang modal lainnya yang pengadaannya tidak dilakukan secara sewa-guna-usaha.

e. Selama masa sewa-guna-usaha, lessee bertanggung jawab untuk memelihara agar plakat atau etiket sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini tetap melekat pada barang modal yang disewa-guna-usaha.

Perjanjian Sewa-Guna-Usaha

· Setiap transaksi sewa-guna-usaha wajib diikat dalam suatu perjanjian sewa-guna-usaha (lease agreement).

· Perjanjian sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut :

a) jenis transaksi sewa-guna-usaha;

b) nama dan alamat masing-masing pihak;

c) nama, jenis, type dan lokasi penggunaan barang modal;

d) harga perolehan, nilai pembiayaan, pembayaran sewa-guna-usaha, angsuran pokok

e) pembiayaan, imbalan jasa sewa-guna-usaha, nilai sisa, simpanan jaminan, dan ketentuan asuransi atas barang modal yang disewa-guna-usahakan;

f) masa sewa-guna-usaha;

g) ketentuan mengenai pengakhiran transaksi sewa-guna-usaha yang dipercepat, dan penetapan kerugian yang harus ditanggung lessee dalam hal barang modal yang disewa-guna-usaha dengan hak opsi hilang, rusak atau tidak berfungsi karena sebab apapun;

h) g.opsi bagi penyewa-guna-usaha dalam hal transaksi sewa-guna-usaha dengan hak opsi;

i) tanggung jawab para pihak atas barang modal yang disewa-guna-usaha.

Perlakuan Perpajakan

Sewa-guna-usaha Dengan Hak Opsi

Perlakuan Pajak Penghasilan bagi lessor adalah sebagai berikut :

i. penghasilan lessor yang dikenakan Pajak Penghasilan adalah sebagian dari pembayaran sewa guna usaha dengan hak opsi yang berupa imbalan jasa sewa guna usaha;

ii. lessor tidak boleh menyusutkan atas barang modal yang disewa-guna-usahakan dengan hak opsi;

iii. dalam hal masa sewa-guna-usaha lebih pendek dari masa yang ditentukan dalam Pasal 3 Keputusan ini, Direktur Jenderal Pajak melakukan koreksi atas pengakuan penghasilan pihak lessor;

iv. lessor dapat membentuk cadangan penghapusan piutang ragu-ragu yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya sejumlah 2,5% (dua setengah persen) dari rata-rata saldo awal dan saldo akhir piutang sewa-guna-usaha dengan hak opsi.

v. kerugian yang diderita karena piutang sewa-guna-usaha yang nyata-nyata tidak dapat ditagih lagi dibebankan pada cadangan penghapusan piutang ragu-ragu yang telah dibentuk pada awal tahun pajak yang bersangkutan;

vi. dalam hal cadangan penghapusan piutang ragu-ragu tersebut tidak atau tidak sepenuhnya dibebani untuk menutup kerugian dimaksud maka sisanya dihitung sebagai penghasilan, sedangkan apabila cadangan tersebut tidak mencukupi maka kekurangannya dapat dibebankan sebagai biaya yang dikurangkan dari penghasilan bruto.

· Perjanjian sewa-guna-usaha sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini wajib dibuat dalam bahasa Indonesia, dan apabila dipandang perlu dapat diterjemahkan kedalam bahasa asing.

Pelaksanaan Hak Opsi

· Pada saat berakhirnya masa sewa-guna-usaha dari transaksi sewa-guna-usaha dengan hak opsi, lessee dapat melaksanakan opsi yang telah disetujui bersama pada permulaan masa sewa-guna-usaha.

· Opsi untuk membeli dilakukan dengan melunasi pembayaran nilai sisa barang modal yang disewa-guna-usaha.

· Dalam hal lessee memilih untuk memperpanjang jangka waktu perjanjian sewa-guna-usaha, maka nilai sisa barang modal yang disewa-guna-usahakan digunakan sebagai dasar dalam menetapkan piutang sewa-guna-usaha.

· Dalam hal lessee menggunakan opsi membeli maka dasar penyusutannya adalah nilai sisa barang modal.

Perlakuan Akuntansi

Akuntansi transaksi sewa-guna-usaha dilaksanakan sesuai dengan standar akuntansi di bidang sewa-guna-usaha di Indonesia.

Perlakuan Perpajakan Sewa-guna-usaha Dengan Hak Opsi

Perlakuan Pajak Penghasilan bagi lessor adalah sebagai berikut :

i. penghasilan lessor yang dikenakan Pajak Penghasilan adalah sebagian dari pembayaran sewa guna usaha dengan hak opsi yang berupa imbalan jasa sewa guna usaha;

ii. lessor tidak boleh menyusutkan atas barang modal yang disewa-guna-usahakan dengan hak opsi;

iii. dalam hal masa sewa-guna-usaha lebih pendek dari masa yang ditentukan dalam Pasal 3 Keputusan ini, Direktur Jenderal Pajak melakukan koreksi atas pengakuan penghasilan pihak lessor;

iv. lessor dapat membentuk cadangan penghapusan piutang ragu-ragu yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya sejumlah 2,5% (dua setengah persen) dari rata-rata saldo awal dan saldo akhir piutang sewa-guna-usaha dengan hak opsi.

v. kerugian yang diderita karena piutang sewa-guna-usaha yang nyata-nyata tidak dapat ditagih lagi dibebankan pada cadangan penghapusan piutang ragu-ragu yang telah dibentuk pada awal tahun pajak yang bersangkutan;

vi. dalam hal cadangan penghapusan piutang ragu-ragu tersebut tidak atau tidak sepenuhnya dibebani untuk menutup kerugian dimaksud maka sisanya dihitung sebagai penghasilan, sedangkan apabila cadangan tersebut tidak mencukupi maka kekurangannya dapat dibebankan sebagai biaya yang dikurangkan dari penghasilan bruto.

sumber : feedburner.com

Setiap bisnis mengadakan transaksi dengan orang maupun badan. Orang-orang yang menjalankan bisnis tersebut harus menanggung akibat (resiko) karena bisnis tersebut.Dengan kata lain setiap orang yang menjalankan bisnis harus menanggung resiko yang muncul dari kegiatan operasional bisnis yang dialankan. Pelaku bisnis dapat disebut pemegang kepentingan utama (Stakeholders) ata orang yang berkepentingan dalam bisnis. Madura (2001:2) menyatakan bahwa terdapat 5 jenis kepentingan yang terlihat dalam bisnis, antara lain:

1. Pemilik

Pengertian pemilik disini adalah individu atau sekelompok orang yang memiliki ide untuk memulai suatu bisnis dengan mengorganisasikan, mengelola, dan mengesumsikan risiko suatu bisnis yang dihadapi mulai dari permulaan bisnis.

2. Karyawan

Dalam hal ini yang dimaksud dengan karyaawan adalah manajer yang berperan sebagai pengelola dan pembuat keputusan penting dalam perusahaan. Madura (2001:4) mengartikan bahwa manajer adalah karyawan yang mempunyai tanggung jawab mengelola pekerjaan yang ditugaskan pada karyawan lain dan membuat keputusan penting dalam perusahaan.

3. Kreditor

Disebut sebagai salah satu pemegang kepentingan dalam bisnis, karena berkaitan dengan bagaimana perusahaan mendapatkan tambahan dana daripihak ke tiga (Contoh : bank sebagai kreditor). Madura (2001:3) megatakan bahwa kreditor adalah individu, institusi atau lembaga keuangan yang memberika pinjaman.

4. Pemasok

Setiap perusahaan membutuhkan bahan baku untuk menjalankan produksi dan menghasilkan produk, oleh karena itu kinerja perusahaan sebagian ditentukan juga dengan kemampuan pemasok dalam mengantarka dan memenuhi bahan baku tepat pada waktunya.

5. Pelanggan

Dikatakan sebagai pemegang kepentingan karena keuntungan yang diperoleh perusahaan berasal dari produk perusahaan yang dibeli oleh pelanggan. Oleh karena itu, untuk menarik pelanggan perusahaan harus memberikan barang dengan kualitas dan harga yang sesuai. Apabila perusahaan tidak dapat memberikan baran dan jasa yang berkualitas, maka pelanggan akan beralih ke produk perusahaan pesaing yang dapat menimbulkan ancaman berkurangnya profitabilitas (keuntungan) yang diperoleh perusahaan.


sumber : rumah artikel keuangan

(CAR) atau rasio kecukupan modal yang dihitung dengan membandingkan antara jumlah modal yang dimiliki Bank dengan total aktiva tertimbang menurut risiko (classified assets) saat ini sebesar 4%. Angka ini merupakan penye­suaian dari ketentuan yang berlaku secara internasional berdasarkan standar Bank for Interna­tional Settlement (BIS).

Fungsi Modal Bank

Modal Bank sekurang-kurangnya memiliki tiga fungsi utama yaitu fungsi operasional, fungsi perlindungan, fungsi pengamanan dan pengaturan. Keseluruhan fungsi modal Bank tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

* memberikan perlindungan kepada nasabah
* modal bank dapat mencegah terjadinya kejatuhan bank
* untuk memenuhi kebutuhan gedung kantor dan inventaris
* untuk memenuhi ketentuan permodalan minimum
* meningkatkan kepercayaan masyarakat
* untuk menutupi kerugian aktiva produktif bank
* sebagai indikator kekayaan bank
* meningkatkan efisiensi operasional bank

sumber : rumah artikel keuangan

(CAR) atau rasio kecukupan modal yang dihitung dengan membandingkan antara jumlah modal yang dimiliki Bank dengan total aktiva tertimbang menurut risiko (classified assets) saat ini sebesar 4%. Angka ini merupakan penye­suaian dari ketentuan yang berlaku secara internasional berdasarkan standar Bank for Interna­tional Settlement (BIS).

Fungsi Modal Bank

Modal Bank sekurang-kurangnya memiliki tiga fungsi utama yaitu fungsi operasional, fungsi perlindungan, fungsi pengamanan dan pengaturan. Keseluruhan fungsi modal Bank tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

* memberikan perlindungan kepada nasabah
* modal bank dapat mencegah terjadinya kejatuhan bank
* untuk memenuhi kebutuhan gedung kantor dan inventaris
* untuk memenuhi ketentuan permodalan minimum
* meningkatkan kepercayaan masyarakat
* untuk menutupi kerugian aktiva produktif bank
* sebagai indikator kekayaan bank
* meningkatkan efisiensi operasional bank

Perencanaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Memaksimalkan PPN masukan yang dapat dikreditkan; perusahaan sebaiknya memperoleh Barang Kena Pajak (BKP)/Jasa Kena Pajak (JKP) dari Pengusaha Kena Pajak (PKP), supaya pajak masukannya dapat dikreditkan. Perusahaan perlu mengamati dengan cermat jangan sampai terdapat pajak masukan yang belum dikreditkan lagi.
2. Dalam hal penjualan BKP/JKP yang pembayarannya belum diterima, pembuatan faktur pajak bisa ditunda sampai akhir bulan berikutnya setelah penyerahan Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak.

PPN dikenakan atas:

1. Penyerahan BKP/JKP yang dilakukan oleh PKP
2. Impor BKP.
3. Pemanfaatan BKP tidak berwujud/JKP luar daerah pabean di dalam daerah pabean.
4. Ekspor BKP oleh PKP.

Pajak masukan yang dapat dikreditkan adalah pajak masukan yang berhubungan langsung dengan produksi, distribusi, pemasaran, dan manajemen atas BKP/JKP dan faktur pajaknya adalah faktur pajak standar atau dokumen yang disamakan dengan faktur pajak standar.
Pajak masukan yang tidak dapat dikreditkan apabila:

1. Perusahaan sebelum dikukuhkan menjadi PKP.
2. Faktur pajak sederhana.
3. Faktur pajak cacat.
4. Tidak diisi lengkap dan terdapat coretan atau hapusan.
5. Pajak masukan atas pembelian mobil sedan, jeep, station wagon, van, dan combi.
6. Pajak masukan berkaitan dengan produksi BKP/JKP.
7. Pajak masukan yang tidak ada kaitannya secara langsung dengan kegiatan usaha atas BKP.
8. Pajak masukan yang dilaporkan pada SPT Masa PPN, yang diketemukan pada saat pemeriksaan/yang ditagih melalui SKP.

Pajak masukan yang belum dikreditkan dengan pajak keluaran pada masa pajak yang sama, dapat dikreditkan pada masa pajak berikutnya, selambat-lambatnya pada bulan ketiga setelah berakhirnya tahun buku yang bersangkutan, sepanjang belum dibebankan sebagai biaya dan belum dilakukan pemeriksaan.

Membangun Sendiri Tidak dalam Kegiatan Usaha
Membangun sendiri untuk tempat tinggal/tempat usaha oleh Orang Pribadi/Badai dikenakan PPN, apabiia:

* Luas bangunan 400 meter persegi atau lebih.
* Bangunan permanen.
* Tarif 10% x 40% x biaya bangunan (tanpa harga tanah).
* Disetor tiap bulan, pada tanggal 15 bulan berikutnya sejak pembangunan dimulai.

Penyerahan Aset yang menurut Tujuan Semula Tidak untuk dijual.Penyerahan aset yang tujuan semula tidak diperjualbelikan dikenakan PPN, sepanjang PPN yang dibayar pada saat perolehannya dapat dikreditkan.

* Pajak keluaran disetor dengan menggunakan SSP tersendiri, disetor paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya.
* Dapat dibuatkan faktur pajak tetapi tidak perlu dimasukkan ke Formulir 1195.
* Dalam hal aset tersebut juga mendapatkan fasilitas penundaan, atas penyerahan asset dimaksud juga dikenakan PPN.

Dasar Pengenaan Pajak (DPP)

* Harga Jual
* Nilai Penggantian
* Nilai Impor
* Nilai Ekspor
* Nilai Lain sebagai Dasar Pengenaan Pajak

1. Pemakaian sendiri dan cuma-cuma BKP/JKP: 10% x harga jual dikurangi laba kotor
2. Penyerahan media rekaman suara/gambar/film cerita: 10% x harga jual rata-rata
3. Persediaan BKP pada saat pembubaran perusahaan: Harga pasar yang wajar
4. Aset yang menurut tujuan semula tidak untuk dijual: Harga pasar yang wajar
5. Penyerahan jasa biro perjalanan wisata dan jasa pengiriman paket: 10% x 10% jumlah tagihan
6. Penyerahan jasa anjak piutang: 10% x 5% jumlah imbalan (dapat berupa provisi, ongkos jasa, diskon)
7. Pedagang eceran: 10% x 20% Jumlah penyerahan barang dan PPN masukan tidak dapat dikreditkan.
8. Jasa persewaan ruangan: Sewa ruangan: 10% dari sewa yang ditagih Ongkos jasa: 10% x 40% ongkos jasa yang ditagih

Tarif PPN :

* Tarif umum adalah 10%.
* Tarif ekspor 0%.

Satu hal yang perlu diingat adalah perencanaan pajak yang telah dibuat dan dilaksanakan jangan sampai melanggar peraturan perpajakan, hal ini penting untuk menghindari sanksi perpajakan.
Setelah perencanaan pajak selesai disusun dan diimplementasikan, masih ada satu tahap lagi yang harus dilakukan, yaitu pengendalian pajak. Pengendalian pajak perlu dilakukan untuk mengetahui apakah semua perencanaan pajak telah dilaksanakan sesuai dengan rencana. Pengendalian pajak dapat dilakukan melalui penelaahan pajak.

Pada umumnya individu lebih menyukai konsumsi yang lebih dibandingkan konsumsi yang kurang, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasaan individu bertambah seiiring dengan bertambahnya tingkat konsumsi, dan individu cenderung ingin meningkatkan tingkat kepuasan (utilitas). Dalam meningkatkan tingkat konsumsinya individu dapat melakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah investasi. Dengan melakukan investasi individu menunda konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi yang efisien untuk mengubah satu unit konsumsi menjadi lebih dari satu unit konsumsi, sehingga kepuasan individu tersebut akan bertambah. Dengan begitu definisi dari investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu. (Jogiyanto, 2009). Tingkat konsumsi disini dapat disamakan dengan jumlah uang atau dana yang dimiliki. Menurut (Halim, 2005). Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan di masa mendatang.
Investasi jika dilihat dari bentuk asset-nya dibedakan menjadi dua, yaitu investasi pada real assets dan investasi pada financial assets. Investasi pada real assets dilakukan dalam bentuk pembelian asset produktif, seperti pada pendirian pabrik, pembelian properti, dan sebagainya. Sedangkan investasi pada financial assets dilakukan dengan membeli surat-surat berharga seperti obligasi, saham, reksadana dan lainnya.
Investasi dalam financial assets sendiri dapat dibedakan investasi langsung dan investasi tidak langsung. Investasi langsung dilakukan dengan membeli langsung financial assets (surat berharga) kepada perusahaan yang menerbitkan melalui perantara atau dengan cara lain. Untuk investasi tidak langsung terdapat perusahaan investasi diantara investor (individu yang melakukan investasi) dengan perusahaan yang menerbitkan surat berharga. Perusahaan investasi disini menghimpun dana dari investor dengan cara menerbitkan saham atau reksadana, kemudian dana tersebut dikelola dengan cara membeli surat-surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan yang membutuhkan dana untuk kegiatan operasionalnya. (Jogiyanto, 2009).

Zahir Accounting adalah software accounting terbaik di Indonesia. Zahir Accounting adalah software akuntansi keuangan terbaik penuh inovasi yang sangat berbeda dengan software akutansi lainnya. Dengan menggunakan Zahir Accounting akan mempermudah pembukuan, dimana seluruh jurnal akuntansi dan laporan keuangan dibuat secara otomatis tanpa perlu mengerti teori akuntansi yang mendalam. Selain itu juga mempermudah Anda dalam mengambil keputusan bisnis, karena dilengkapi berbagai analisa laporan keuangan perusahaan, seperti analisa rasio, break even point analysis, berbagai grafik dan laporan interaktif yang menarik dan terintegrasi. Dengan segala kelebihannya, Zahir Accounting Software lebih tepat disebut 'business management software'. Software akuntansi lainnya hanya dirancang untuk mencatat jurnal transaksi, membuat laporan laba rugi dan laporan neraca, yang hanya mudah digunakan oleh mereka yang mengerti teori akuntansi, Zahir Accounting mudah digunakan oleh siapa saja.

sumber : F. Adriana

Analisa keuangan digunakan untuk menilai kelangsungan usaha, stabilitas, profitabilitas dari suatu usaha, sub usaha atapun proyek. Analisa keuangan dilakukan oleh seorang profesional yang menyajikan laporan dalam bentuk rasio yang menggunakan informasi sebagaimana tersaji dalam laporan keuangan. Laporan ini biasanya disajikan kepada pimpinan puncak suatu usaha sebagai acuan untuk mengambil suatu kebijakan perusahaan. Berdasarkan hasil analisa ini maka manajemen dapat memutuskan berbagai keputusan manajemen misalnya :

* Melanjutkan atau tidak melanjutkan operasional suatu usaha atau bagian dari suatu usaha.
* Melakukan pembuatan atau pembelian bahan baku dalam proses produksi
* Melakukan pembelian atau menyewa mesin-mesin produksi
* Melakukan penerbitan saham atau melakukan negosiasi untuk memperoleh pinjaman bank guna meningkatkan modal kerja perseroan.
* Berbagai keputusan lainnya yang memungkinkan manajemen melakukan pilihan yang tepat terhadap berbagai alternatif yang ada dalam mengelola perusahaan.

Analisa keuangan seringkali menilai suatu usaha berdasarkan :

1. Profitabilitas adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugi perseroan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.
2. Solvabilitas adalah kemampuan perseroan untuk memenuhi seluruh kewajibannya, yang diukur dengan membuat perbandingan seluruh kewajiban terhadap seluruh aktiva dan perbandingan seluruh kewajiban terhadap ekuitas
3. Likuiditas adalah kemampuan perseroan untuk memenuhi kewajiban lancarnya yang diukur dengan menggunakan perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar.
4. Stabilitas adalah kemampuan perseroan dalam mempertahankan usahanya dalam jangka waktu panjang tanpa harus menderita kerugian. Untuk menilai stabilitas perseroan digunakan laporan laba rugi dan neraca keuangan (balance sheet) perseroan serta berbagai indikator keuangan dan non keuangan lainnya.

Analisa keuangan seringkali menggunakan rasio keuangan dari tingkat solvabilitas , profitabilitas, pertumbuhan usaha.

* Kinerja masa lalu untuk suatu masa tertentu misalnya selama 5 tahun
* Kinerja mendatang: menggunakan figur kinerja masa lalu dan teknik matematika serta statistik, termasuk nilai sekarang dan nilai mendatang. Metode perhitungan ini adalah merupakan penyebab dari kesalahan analisa keuangan dimana statistik masa lalu dapat menyebabkan rendahnya prediksi masa mendatang.
* Perbandingan kinerja yaitu membandingkan kinerja antara beberapa perusahaan dalam industri sejenis.

sumber F. Adriana

Peranan akuntansi dan pelaporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi yang bersifat netral dan tidak bias yang membantu meningkatkan efisiensi alokasi sumber kekayaan yang terbatas pada pasar modal dan lainnya. Daftar-daftar keuangan juga disajikan berdasarkan pada tujuan eksternal pelaporan keuangan diarahkan pada kepentingan umum pengguna daftar keuangan yaitu kemampuan perusahaan menperoleh arus kas positif dari operasinya. Objektivitas pelaporan keuangan dihubungkan dengan keterlibatan peranan akuntansi dan pelaporan keuangan dan diarahkan pada tujuan umum pelaporan keuangan oleh satuan usaha.

Terdapat 3 dasar objektivitas pelaporan keuang yang terdapat dalam Statement of Financial Accounting Concept No. 1 yaitu:

1. Financial accounting should provide information that is useful to present and po-tential investors and creditors and other users in making rational investment, credit and similar decisions. The Information should be comprehensible to those who have a reasonable understanding of business and economic activities and are willing to study the informatin with reasonable diligence.

2. Financial reporting should provide information to help present and potential inves-tors and creditos and other users to assess the amounts, timing, and uncertaninty of prospective cash receipts from dividends or interest and the proceed from the sale, redemption, or maturity of securities or loans. Since investors’ and creditors’ cash flows are related to enterprise cash flows, financial reporting should provide information to help investors and creditors and other assess the amounts, timing, and uncertainty prospective net cash inflows to the related enterprise.

3. Financial reporting should provide information about the economic resources of enterprise, wich are sources, direct or indirect, of future cash inflows; the claims to those resources (obligation of the enterprise to transfer resources to other entities and owners’ equity), wich are sources, direct or indirect, or future cash outflows; and the effect of transactions, events, and circumstances that cause changes in resources and claims to those resources.

Objektivitas laporan keuangan membutuhkan satu fokus agar supaya tidak menjadi kabur atau abstrak. Oleh karenanya, objektivitas menekankan pada informasi yang bermanfaat untuk keputusan-keputusan investasi dan kredit. Para inestor, kreditor dan penasehatnya merupakan pemakai informasi daftar keuangan yang berada di luar perusahaan. Mereka sedikit sekali memperoleh penjelasan informasi keuangan yang mereka butuhkan. Mereka memperoleh informasi yang dibutuhkan sama seperti umumnya kelompok pengguna lainnya yang berkepentingan atas keuangan perusahaan. Ketiga dasar objektivitas laporan keuang diatas adalah sangat penting sebab ketiganya menyajikan sesuatu yang berharga yang membantu didalam peme-cahan masalah-masalah khususnya menyangkut akuntansi dan laporan keu-angan. Ketiga objektivitas adalah merupakan bahagian dari laporan keuangan bukan merupakan tujuan dari para investor, kreditor atau kelompok lainnya yang menggunakan informasi daftar keuangan. Oleh karenanya konsisten dengan peranan penyajian informasi keuangan yang bermanfaat dalam membuat keputusan ekonomi, dan bukan membantu untuk dapat menentukan keputusan apa yang harus diambil.

Objektivitas pertama adalah luas dan berfokus pada informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan bagi investor dan kreditor. Objektivitas ini menekankan informasi yang bermanfaat baik secara langsung maupun tidak dengan kepentingan organisasi. Para investor, kreditor dan lainnya yang meng-gunakan informasi keuangan memiliki tingkat pemahaman informasi keuangan yang bervariasi. Cara dan perhatian mereka dalam menggunakan informasi juga sangat bervariasi. Informasi keuangan adalah alat, oleh karenanya tidak dapat banyak membantu bagi mereka yang tidak memamahaminya, bagi mereka yang tidak berkeinginan menggunakannya, atau bagi mereka yang tidak memerlu-kannya.

Dengan demikian, khususnya, objektivitas pertama laporan keuangan harus menyajikan informasi yang dapat digunakan oleh orang-orang yang yang memiliki latar belakang pemahaman aktivitas usaha dan ekonomi yang memadai dan berkeinginan untuk menggunakan informasi secara tepat. Objektivitas kedua lebih menjurus pada kepetingan investor, kreditor dalam penerimaan uang tunai sebagai hasil dari investasi atau pinjaman yang diberikan kepada perusahaan. Objektivitas ini juga menghubungkan prospek penerimaan tunai bagi para investor dan kreditor dengan prospek penerimaan uang tunai bagi perusahaan. Kemampuan perusahaan membayar dividen dan bunga, seperti yang terjadi dalam pasar saham, dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan mencip-takan arus kas yang menguntungkan. Oleh karenanya, untuk menentukan prospek arus kas mereka, para investor, kreditor dan lainnya dapat memperoleh informasi yang membantunya menentukan jumlah, waktu dan ketidak pastian harapan perolehan uang tunai dari perusahaan bersangkutan.

Objektivitas ketiga menekankan jaminan informasi tentang keterbatasan sumbersumber ekonomi yang dibutuhkan untuk dapat menjalankan aktivitas ekonomi, klaim atas sumber-sumber, dan perubahan atas sumber-sumber ekonomi dan kewajibankewajiban yang dibawa oleh aktivitas mendapatkan pendapatan atau aktivitas operasi lainnya. Informasi seperti ini membantu investor, kreditor dan lainnya untuk menyatakan kelemahan dan kekuatan keuangan perusahaan, menentukan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka pendek dan jangka panjang. Lebih dari itu, laporan juga menyajikan secara langsung indikasi adanya potensi arus kas dari beberapa sumber dan kebutuhan kas untuk melunasi berbagai kewajiban. Walaupun banyak arus kas yang tidak dapat di hubungkan dengan sumber-sumber dan kewajiban-kewajiban khusus, namun sebagai peng-gantinya, dapat terlihat dari kombinasi sumber-sumber didalam aktivitas operasi perusahaan. Atas dasar alasan ini, laporan keuangan harus menyajikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan, yang diperlihatkan dalam perolehan keuntungan dalam satu periode. Sesuai dengan FASB, “the primary focus of financial reporting is information about an enterprise’s performance provided by measures of earnings and its components. Para investor dan kreditor dapat menggunakan evaluasi kinerja perolehan keuntungan perusahaan untuk memben-tuk harapan kinerja keuntungan di masa akan datang, yang menjanjikan harapan arus kasa atas investasi atau pinjaman yang diberikan kepada perusahaan.

sumber : F adriana

* Perlakukan saham sebagai “human”, bukan dipahami semata-mata ”by the book” saja. Lihat juga orang-orang yang mengelolanya.
* Jangan sepenuhnya percaya pada data-data keuangan, apalagi yang belum diaudit dan/atau belum disahkan oleh Bapepam. Indonesia adalah salah satu contoh emerging market, dan karakteristik utama dari pasar seperti ini adalah data yang seringkali unreliable. Jadi, tetaplah bersikap konservatif dan hati-hati.
* Ada baiknya Anda mulai dengan mengoleksi saham-saham blue chip yang turun harganya karena sentimen right issue. Tak apa, dalam waktu yang tidak terlalu lama, biasanya harganya segera terkoreksi dan merangkak naik. Return saham-saham blue chip biasanya average, tapi cukup layak untuk dipegang dalam jangka waktu lama.
* Anda juga bisa mengikuti aksi yang dilakukan para bandar. Bermainlah bisnis online sedikit dengan saham gorengan. Biasanya, saham ini tidak terlalu banyak peredarannya sehingga mudah dikatrol dan dipermainkan harganya. Ciri-cirinya, volume transaksi saham ini cukup besar dan nilainya turun tapi kemudian perlahan-lahan naik. Sekali lagi, hati-hati karena tren bisa segera berbalik dengan cepat dan gunakan hanya jika ada uang berlebih.
* Disiplin. Tetapkan batas atas dan batas bawah. Misalnya, 33% di atas dan 5% di bawah. Taati aturan itu dan jangan sekali-kali mengikuti nafsu dan emosi Anda. Kalau Anda berani mengambil resiko, tidak apa-apa tanpa cut loss, kecuali 1) Anda pakai margin, 2) harga saham sudah tergolong tinggi, dan 3) ketika Anda masuk, harga atau tren berbalik arah.
* Tekun dan geluti secara serius. Lakukan analisis dan review portofolio secara berkala. Saya sarankan untuk memegang tidak lebih dari 9 jenis saham saja. Fokus pada maksimal 3 saham dan hold 1-2 saham untuk tetap dipegang untuk satu tahun. Kemampuan manusia terbatas, jadi baiknya jangan terlalu greedy.
* Belajar fundamental ekonomi global dan emiten tertentu adalah suatu keharusan. Lebih baik lagi jika Anda juga mengikuti selalu berita nasional dan mengamati korelasinya dengan gerakan di bursa.
* Simak karakteristik unik bursa. Misalnya, biasanya ada kecenderungan naik sekitar April-Mei sebagai antisipasi publikasi laporan keuangan dan pembagian dividen (sell). Sebaliknya, pada bulan September-Oktober seperti sekarang, biasanya kecenderungan turun karena sepi, tidak ada berita dan aktivitas (buy). Sementara pada akhir tahun ada kecenderungan naik, sebagai antisipasi window dressing dan menyambut january effect (sell). Pada bulan Februari-Maret, biasanya terjadi koreksi pasca window dressing dan january effect (buy). Begitu seterusnya.
* Broker juga manusia. Ajak mereka makan siang dan make friendship. Lakukan saja dengan tulus. Jangan pernah mengharapkan Anda akan mendapatkan insider information dari sini. Selain tidak etis, hal itu juga melanggar hukum (ilegal).
* Mohon bimbingan yang di atas. Percayalah bahwa banyak variabel yang berpengaruh tetapi berada di luar kendali kita. Di situlah peran tangan Tuhan berkuasa. Dan ketika Anda mendapatkan gain, jangan lupa sumbangkan sebagian dari apa yang Anda terima dan tetaplah bersikap rendah hati. Investor besar yang saya tahu rata-rata orang yang low profile, sederhana, dan tidak suka banyak bicara.

Informasi, analisis/strategi, sikap mental dan emosi, serta luck, tetap merupakan faktor utama yang menunjang keberhasilan Anda. Tiga faktor pertama bisa Anda pelajari, namun satu faktor terakhir hanya bisa Anda dapatkan dengan mendekatkan diri dengan yang di atas.

(sumber: chiko)

Strategic management is the art and science of formulating, implementing and evaluating cross-functional decisions that will enable an organization to achieve its objectives[1]. It is the process of specifying the organization's objectives, developing policies and plans to achieve these objectives, and allocating resources to implement the policies and plans to achieve the organization's objectives. Strategic management, therefore, combines the activities of the various functional areas of a business to achieve organizational objectives. It is the highest level of managerial activity, usually formulated by the Board of directors and performed by the organization's Chief Executive Officer (CEO) and executive team. Strategic management provides overall direction to the enterprise and is closely related to the field of Organization Studies. In the field of business administration it is possible mention to the "strategic consistency." According to Arieu (2007), "there is strategic consistency when the actions of an organization are consistent with the expectations of management, and these in turn are with the market and the context." ()

Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan. Ada dua konsep yang berhubungan dengan strategi perusahaan, yaitu :
a. Distintive Competence, adalah tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. Identifikasi distinctive competence meliputi : keahlian tenaga kerja dan kemampuan sumber daya.

b. Competitive Competence, adalah kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya. Menurut Porter, ada tiga strategi yang dapat dilakukan perusahaan untuk memperoleh keunggulan bersaing, yaitu : Cost leadership, diferensiasi, dan fokus.

A.Tingkat-tingkat Strategi

1. Strategi Tingkat Korporasi (Corporate Strategy)
Strategi korporat adalah strategi yang disusun dalam suatu bisnis, di mana perusahaan akan bersaing dengan cara mengubah distintive competence menjadi competitive competence. Strategi ini berusaha menjawab dua pertanyaan, yaitu : bisnis apa yang diunggulkan untuk dapat bersaing? Dan bagaimana masing-masing kegiatan bisnis tersebut dapat dilakukan secara terintegrasi?
Sementara itu, Porter menyarankan bahwa dalam penyusunan strategi korporasi, kita perlu mengetahui keunggulan bersaing yang dimiliki, atau apa yang akan diciptakan, dan menempatkannya pada masing-masing unit bisnis.


Gambar 1. Kekuatan Persaingan Dalam Industri
(Menurut Michael Porter)

2.Strategi Tingkat Bisnis (Strategic Business Unit)
Strategi tingkat bisnis berupaya untuk menentukan bagaimana seharusnya suatu korporasi bersaing dalam setiap bisnis. SBU/UBS memiliki pengertian yang berbeda untuk setiap perusahaan. SBU/UBS dapat diartikan satu bisnis tunggal atau kelompok bisnis yang berdiri sendiri dan merumuskan strateginya sendiri.

3.Strategi Tingkat Fungsional
Strategi tingkat ini berusaha menjawab pertanyaan : bagaimana kita mendukung strategi tingkat bisnis?. Strategi fungsional lebih bersifat operasional karena akan langsung diimplementasikan oleh fungsi-fungsi manajemen yang ada dibawah tanggung jawabnya, seperti fungsi manajemen pemasaran, SDM, dan lain-lain.

B. Proses Manajemen Strategis

Proses manajemen strategis merupakan sebuah proses delapan langkah yang mencakup perencanaan strategis, pelaksanaan dan evaluasi. Meskipun keenam langkah pertama menggambarkan terjadinya perencanaan, tetapi pelaksanaan dan evaluasi juga sama pentingnya.
Adapun langkah-langkah tersebut adalah :
1.Mengidentifikasi misi, sasaran-sasaran, dan strategi-strategi organisasi sekarang ini.
Merumuskan misi organisasi memaksa para manajer untuk mengidentifikasi jangkauan-jangkauan produk-produknya atau jasa-jasanya dengan seksama. Penting juga untuk para manajer mengidentifikasi sasaran dan strategi yang sekarang digunakan. Sasaran merupakan dasar perencanaan dan memberi target kinerja yang dapat terukur yang diusahakan untuk dicapai para karyawan.

2.Menganalisis lingkungan
Menganalisis lingkungan merupakan langkah penting dalam proses itu, karena lingkungan sebuah organisasi, sebagian besar, membatasi pilihan-pilihan yang tersedia bagi manajemen. Sebuah strategi yang berhasil merupakan strategi yang sesuai dengan lingkungan.
Langkah ini telah selesai ketika manajemen memiliki pemahaman yang tepat terhadap apa yang sedang berlangsung di lingkungannya dan menyadari trend penting yang mungkin akan mempengaruhi operasi-operasinya.

3.Mengidentifiaksi peluang dan ancaman
Peluang adalah faktor-faktor lingkungan luar yang positif, sedang ancaman adalah yang negatif. Lingkungan yang sama dapat merupakan peluang bagi satu organisasi dan menjadi ancaman-ancaman bagi organisasi lain dalam industri yang sama karena perbedaan sumber daya manajemen.

4.Menganalisis sumber daya organisasi
Analisis internal memberi informasi penting tentang aset, keterampilan, dan aktivitas kerja spesifik dari sebuah organisasi. Setiap keterampilan atau sumber-sumber daya itu unggul dan unik, disebut kompetensi inti. Kompetensi inti (core competence) merupakan keterampilan utama menciptakan nilai, kemampuan-kemampuan, dan sumber daya dari suatu organisasi yang menentukan senjata-senjata persaingan organisasi itu.
Untuk memiliki kompetensi inti, perusahaan harus memiliki tiga kriteria : nilai bagi pelanggan (customer perceived value), diferensiasi bersaing (competitor differentiation), dan dapat diperluas (extendability).

5.Identifikasi kekuatan dan kelemahan
Kekuatan adalah kegiatan-kegiatan perusahaan yang berjalan baik atau sumber daya yang dikendalikannya. Sedangkan kelemahan adalah kegiatan-kegiatan perusahaan yang tidak berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan tetapi tidak dimiliki oleh perusahaan.
Penggabungan langkah tiga dengan lima menghasilkan suatu penilaian atau analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Treath), sebab analisa ini menggabungkan kekuatan, kelemahan, dan ancaman organisasi tersebut untuk mencari suatu celah strategis yang dapat dimanfaatkan oleh organisasi tersebut.

6.Merumuskan strategi
Strategi perlu ditetapkan bagi tingkat korporasi, tingkat bisnis, dan tingkat fungsional. Para manajer perlu menyusun dan mengevaluasi alternatif-alternatif strategis dan kemudian memilih strategi-strategi yang cocok pada setiap tingkatan dan strategi yang memungkinkan organisasi untuk memanfaatkan kekuatan dan peluang lingkungannya secara baik.

7.Melaksanakan strategi
Sebuah strategi hanya bagus kalau dilaksanakan. Para manajer barangkali harus memilih, merekrut, melatih, menertibkan, memindah, mempromosikan, dan boleh jadi bahkan memecat karyawan-karyawan untuk mencapai sasaran-sasaran strategis organisasi tersebut.

8.Mengevaluasi hasil
Langkah akhir dalam proses manajemen strategis adalah mengevaluasi hasil. Tindakan-tindakan penyesuaian rencana strategis disusun setelah melakukan evaluasi hasil strategi terdahulu dan menentukan bahwa perlu diadakan perubahan-perubahan.

C.Kerangka Kerja Strategis Tingkat Korporasi
1.Strategi yang hebat (Grand Strategies)
Strategi ini terdiri dari :
a.strategi stabilitas
b.strategi pertumbuhan
c.strategi pengurangan
d.strategi kombinasi

2.Matriks Portofolio Korporasi
Dahulu merupakan pendekatan paling populer untuk menentukan strategi tingkat korporasi. Matriks ini dikembangkan oleh The Boston Consulting Group, sehingga dikenal matriks BCG. Matriks BCG adalah perangkat strategi untuk memberi pedoman pada keputusan alokasi sumber daya berdasarkan pangsa pasar dan pertumbuhan UBS.
Matriks BCG merupakan empat kelompok bisnis, yaitu :
a.Cash flow : bisnis yang memperlihatkan pertumbuhan rendah tetapi memiliki pangsa pasar besar.
b.Stars : bisnis yang memperlihatkan pertumbuhan tinggi dan memiliki pangsa pasar yang tinggi.
c.Question marks : bisnis yang memperlihatkan pertumbuhan tinggi dan memiliki pangsa pasar yang rendah.
d.Dogs : bisnis yang memperlihatkan pertumbuhan rendah dan memiliki pangsa pasar yang rendah.

D.Kerangka-kerangka Strategi Tingkat Bisnis
1. Peran Keunggulan Kompetitif, adalah hal-hal yang membedakan sebuah organisasi yaitu keunggulan yang tajam. Keunggulan kompetitif dapat muncul karena memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh pesaing-pesaing lain.

2. TQM (Total Quality Management) sebagai keunggulan kompetitif

3. Strategi-strategi kompetitif
Strategi ini mengidentifikasikan tiga strategi umum yang dapat dipilih para manajer. Strategi-strategi tersebut adalah strategi kepemimpinan biaya, strategi diferensiasi dan strategi fokus.

sumber by Saparudin_google
Labels: Manajemen dan Organisasi

Pedoman untuk Perencanaan Selama Jauhkan Perspektif

Many managers spend most of their time "fighting fires" in the workplace. Banyak manajer menghabiskan sebagian besar waktu mereka "memerangi kebakaran" di tempat kerja. -- their time is spent realizing and reacting to problems. - Waktu mereka dihabiskan menyadari dan bereaksi terhadap masalah. For these managers -- and probably for many of us -- it can be very difficult to stand back and take a hard look at what we want to accomplish and how we want to accomplish it. We're too buy doing what we think is making progress. Untuk para manajer - dan mungkin bagi banyak dari kami - ini bisa sangat sulit untuk berdiri kembali dan melihat keras pada apa yang ingin kita capai dan bagaimana kita ingin mencapainya. Juga membeli Kami melakukan apa yang kita anggap membuat kemajuan. However, one of the major differences between new and experienced managers is the skill to see the broad perspective, to take the long view on what we want to do and how we're going to do it. Namun, salah satu perbedaan utama antara manajer baru dan berpengalaman adalah keterampilan untuk melihat perspektif yang luas, untuk mengambil pandangan lama pada apa yang kita ingin lakukan dan bagaimana kita akan melakukannya. One of the best ways to develop this skill is through ongoing experience in strategic planning. Salah satu cara terbaik untuk mengembangkan keterampilan ini adalah melalui pengalaman yang berkelanjutan dalam perencanaan strategis. The following guidelines may help you to get the most out of your strategic planning experience. Panduan berikut dapat membantu Anda untuk mendapatkan hasil maksimal dari pengalaman perencanaan strategis Anda.
1. 1. The real benefit of the strategic planning process is the process, not the plan document. Manfaat nyata dari proses perencanaan strategis adalah proses, bukan dokumen perencanaan.
2. 2. There is no "perfect" plan. Tidak ada "sempurna" rencana. There's doing your best at strategic thinking and implementation, and learning from what you're doing to enhance what you're doing the next time around. Ada melakukan yang terbaik pada pemikiran strategis dan implementasi, dan belajar dari apa yang Anda lakukan untuk meningkatkan apa yang Anda lakukan pada waktu berikutnya.
3. 3. The strategic planning process is usually not an "aha!" experience. Proses perencanaan strategis biasanya bukan aha "pengalaman!". It's like the management process itself -- it's a series of small moves that together keep the organization doing things right as it heads in the right direction. Ini seperti proses manajemen itu sendiri - ini adalah serangkaian langkah kecil yang bersama-sama menjaga organisasi melakukan hal yang benar seperti kepala ke arah yang benar.
4. 4. In planning, things usually aren't as bad as you fear nor as good as you'd like. Dalam perencanaan, hal-hal yang biasanya tidak seburuk yang kamu takut tidak sebaik seperti yang Anda inginkan.
5. 5. Start simple, but start! Mulai yang sederhana, tapi memulai!

Need Consultant or Facilitator to Help You With Planning? Perlu konsultan atau fasilitator untuk Membantu Anda Dengan Perencanaan?

You may want to consider using a facilitator from outside of your organization if: Anda mungkin ingin mempertimbangkan untuk menggunakan fasilitator dari luar organisasi Anda jika:
1. 1. Your organization has not conducted strategic planning before. Organisasi Anda tidak melakukan perencanaan strategis sebelumnya.
2. 2. For a variety of reasons, previous strategic planning was not deemed to be successful. Untuk berbagai alasan, perencanaan strategis yang sebelumnya tidak dianggap berhasil.
3. 3. There appears to be a wide range of ideas and/or concerns among organization members about strategic planning and current organizational issues to be addressed in the plan. Tampaknya ada berbagai gagasan dan / atau masalah di antara anggota organisasi tentang perencanaan strategis dan isu-isu organisasi saat ini harus ditangani dalam rencana tersebut.
4. 4. There is no one in the organization who members feel has sufficient facilitation skills. Tidak ada satu dalam organisasi yang anggota merasa memiliki ketrampilan fasilitasi yang memadai.
5. 5. No one in the organization feels committed to facilitating strategic planning for the organization. Tidak seorang pun di organisasi merasa berkomitmen untuk memfasilitasi perencanaan strategis bagi organisasi.
6. 6. Leaders believe that an inside facilitator will either inhibit participation from others or will not have the opportunity to fully participate in planning themselves. Pemimpin percaya bahwa fasilitator dalam baik akan menghambat partisipasi dari orang lain atau tidak akan memiliki kesempatan untuk berpartisipasi penuh dalam perencanaan sendiri.
7. 7. Leaders want an objective voice, ie, someone who is not likely to have strong predispositions about the organization's strategic issues and ideas. Pemimpin menginginkan suara yang objektif, yaitu, seseorang yang tidak cenderung memiliki kecenderungan kuat tentang isu-isu strategis organisasi dan ide.

(Also see Consultants (using) .) (Juga lihat Konsultan (menggunakan) .)

Who Should Be Involved in Planning? Siapa yang Harus Terlibat dalam Perencanaan?

Strategic planning should be conducted by a planning team. Consider the following guidelines when developing the team. Perencanaan strategis harus dilakukan oleh tim perencanaan. Pertimbangkan panduan berikut saat mengembangkan tim.
(Note that reference to boards of directors is in regard to organizations that are corporations.) (Catatan bahwa referensi untuk dewan direksi adalah berkaitan dengan organisasi yang perusahaan.)
1. 1. The chief executive and board chair should be included in the planning group, and should drive development and implementation of the plan. Eksekutif kepala dan kursi dewan harus dimasukkan dalam kelompok perencanaan, dan harus mendorong pengembangan dan implementasi rencana.
2. 2. Establish clear guidelines for membership, for example, those directly involved in planning, those who will provide key information to the process, those who will review the plan document, those who will authorize the document, etc. Menetapkan pedoman yang jelas untuk keanggotaan, misalnya, perencanaan yang secara langsung terlibat dalam, orang-orang yang akan memberikan informasi kunci untuk proses ini, mereka yang akan meninjau dokumen perencanaan, mereka yang akan mengotorisasi dokumen, dll
3. 3. A primary responsibility of a board of directors is strategic planning to effectively lead the organization. Tanggung jawab utama dari dewan direksi adalah perencanaan strategis untuk memimpin organisasi secara efektif. Therefore, insist that the board be strongly involved in planning, often including assigning a planning committee (often, the same as the executive committee). Oleh karena itu, bersikeras bahwa dewan akan sangat terlibat di dalam perencanaan, sering termasuk menugaskan sebuah komite perencanaan (sering, sama seperti komite eksekutif).
4. 4. Ask if the board membership is representative of the organization's clientele and community, and if they are not, the organization may want to involve more representation in planning. Tanyakan apakah keanggotaan dewan merupakan perwakilan dari organisasi klien dan masyarakat, dan kalau mereka tidak, organisasi mungkin ingin melibatkan perwakilan lebih dalam perencanaan. If the board chair or chief executive balks at including more of the board members in planning, then the chief executive and/or board chair needs to seriously consider how serious the organization is about strategic planning! Jika kursi dewan atau eksekutif balks di termasuk lebih dari anggota dewan dalam perencanaan, maka eksekutif kepala dan / atau kursi dewan perlu serius mempertimbangkan bagaimana organisasi serius adalah tentang perencanaan strategis!
5. 5. Always include in the group, at least one person who ultimately has authority to make strategic decisions, for example, to select which goals will be achieved and how. Selalu sertakan dalam grup tersebut, setidaknya satu orang yang akhirnya memiliki wewenang untuk membuat keputusan strategis, misalnya, untuk memilih tujuan yang akan dicapai dan bagaimana.
6. 6. Ensure that as many stakeholders as possible are involved in the planning process. Memastikan bahwa sebanyak mungkin stakeholder yang terlibat dalam proses perencanaan.
7. 7. Involve at least those who are responsible for composing and implementing the plan. Melibatkan setidaknya mereka yang bertanggung jawab untuk menyusun dan melaksanakan rencana tersebut.
8. 8. Involve someone to administrate the process, including arranging meetings, helping to record key information, helping with flipcharts, monitoring status of prework, etc. Libatkan seseorang untuk administrate proses, termasuk mengatur pertemuan, membantu untuk merekam informasi kunci, membantu dengan flipchart, pemantauan status prework, dll
9. 9. Consider having the above administrator record the major steps in the planning process to help the organization conduct its own planning when the plan is next updated. Mempertimbangkan memiliki catatan administrator di atas langkah-langkah utama dalam proses perencanaan untuk membantu organisasi melakukan perencanaan sendiri ketika rencananya adalah berikutnya diperbarui.

Note the following considerations: Perhatikan pertimbangan sebagai berikut:
10. 10. Different types of members may be needed more at different times in the planning process, for example, strong board involvement in determining the organization's strategic direction (mission, vision, and values), and then more staff involvement in determining the organization's strategic analysis to determine its current issues and goals, and then primarily the staff to determine the strategies needed to address the issues and meet the goals. Berbagai jenis anggota mungkin diperlukan lebih pada waktu yang berbeda dalam proses perencanaan, misalnya, keterlibatan dewan kuat dalam menentukan strategis arahan organisasi (misi, visi, dan nilai-nilai), dan kemudian lebih staf keterlibatan dalam menentukan strategis analisis organisasi untuk menentukan isu-isu saat ini dan tujuan, dan kemudian staf terutama untuk menentukan strategi yang diperlukan untuk mengatasi masalah dan mencapai tujuan.
11. 11. In general, where there's any doubt about whether a certain someone should be involved in planning, it's best to involve them. It's worse to exclude someone useful then it is to have one or two extra people in planning -- this is true in particular with organizations where board members often do not have extensive expertise about the organization and its products or services. Secara umum, di mana ada keraguan tentang apakah seseorang tertentu harus terlibat dalam perencanaan, yang terbaik untuk melibatkan mereka. Ini lebih buruk untuk mengecualikan seseorang yang berguna maka adalah untuk memiliki satu atau dua orang tambahan dalam merencanakan - hal ini benar khususnya dengan organisasi di mana anggota dewan sering tidak memiliki keahlian yang luas tentang organisasi dan produk atau jasa.
12. 12. Therefore, an organization may be better off to involve board and staff planners as much as possible in all phases of planning. Mixing the board and staff during planning helps board members understand the day-to-day issues of the organization, and helps the staff to understand the top-level issues of the organization. Oleh karena itu, sebuah organisasi mungkin lebih baik untuk melibatkan dewan dan staf perencana sebanyak mungkin dalam semua tahap perencanaan. Mencampur dewan dan staf selama perencanaan membantu anggota dewan memahami-hari masalah hari organisasi, dan membantu staf untuk memahami isu-isu tingkat atas organisasi.

How Many Planning Meetings Will We Need? Bagaimana Perencanaan Banyak Rapat Apakah Kita Perlu?
Number and Duration of Planning Meetings Jumlah dan Jangka waktu Perencanaan Rapat

1. 1. New planners usually want to know how many meetings will be needed and what is needed for each meeting, ie, they want a procedure for strategic planning. New perencana biasanya ingin tahu berapa banyak pertemuan akan dibutuhkan dan apa yang dibutuhkan untuk setiap pertemuan, yaitu, mereka menginginkan prosedur untuk perencanaan strategis. The number of meetings depends on whether the organization has done planning before, how many strategic issues and goals the organization faces, whether the culture of the organization prefers short or long meetings, and how much time the organization is willing to commit to strategic planning. Jumlah pertemuan tergantung pada apakah organisasi telah dilakukan perencanaan sebelum, berapa banyak isu-isu strategis dan tujuan organisasi wajah, apakah budaya organisasi lebih menyukai pertemuan pendek atau panjang, dan berapa banyak waktu organisasi bersedia berkomitmen untuk perencanaan strategis.
2. 2. Attempt to complete strategic planning in at most two to three months, or momentum will be lost and the planning effort may fall apart. Mencoba untuk menyelesaikan perencanaan strategis dalam paling banyak dua sampai tiga bulan, atau momentum akan hilang dan upaya perencanaan mungkin berantakan.
Scheduling of Meetings Penjadwalan Rapat

1. 1. Have each meeting at most two to three weeks apart when planning. Apakah setiap pertemuan paling banyak dua atau tiga minggu selain saat perencanaan. It's too easy to lose momentum otherwise. Ini terlalu mudah kehilangan momentum sebaliknya.
2. 2. The most important factor in accomplishing complete attendance to planning meetings is evidence of strong support from executives. Therefore, ensure that executives a) issue clear direction that they strongly support and value the strategic planning process, and b) are visibly involved in the planning process. Yang menjadi faktor penting dalam mencapai pertemuan yang paling lengkap untuk perencanaan pertemuan tersebut adalah bukti dukungan yang kuat dari eksekutif. Oleh karena itu, memastikan bahwa eksekutif masalah jelas arah) bahwa mereka sangat mendukung dan menghargai proses perencanaan strategis, dan b) jelas tampak terlibat dalam proses perencanaan .
An Example Planning Process and Design of Meetings Sebuah Contoh Proses Perencanaan dan Desain Rapat

One example of a brief planning process is the following which includes four planning meetings and develops a top-level strategic plan which is later translated into a yearly operating plan by the staff: Salah satu contoh proses perencanaan singkat adalah berikut ini yang mencakup empat pertemuan perencanaan dan mengembangkan rencana strategis tingkat-atas yang kemudian diterjemahkan menjadi rencana operasional tahunan oleh staf:
1. 1. Planning starts with a half-day or all-day board retreat and includes introductions by the board chair and/or chief executive, their explanations of the organization's benefits from strategic planning and the organization's commitment to the planning process, the facilitator's overview of the planning process, and the board chairs and/or chief executive's explanation of who will be involved in the planning process. Perencanaan dimulai dengan hari-setengah atau semua-hari retret dewan dan termasuk perkenalan oleh kursi dewan dan / atau eksekutif, mereka penjelasan dari organisasi manfaat dari perencanaan strategis dan organisasi komitmen untuk proses perencanaan, fasilitator, ikhtisar perencanaan proses, dan kursi direksi dan / atau penjelasan eksekutif utama yang akan terlibat dalam proses perencanaan. In the retreat, the organization may then begin the next step in planning, whether this be visiting their mission, vision, values, etc. or identifying current issues and goals to which strategies will need to be developed. Dalam retret, organisasi kemudian dapat memulai langkah selanjutnya dalam perencanaan, apakah mereka akan mengunjungi misi, visi, nilai, dll atau mengidentifikasi isu-isu saat ini dan tujuan yang akan strategi perlu dikembangkan. (Goals are often reworded issues.) Planners are asked to think about strategies before the next meeting. (Gol sering reworded masalah strategi.) Perencana diminta untuk memikirkan sebelum pertemuan berikutnya.
2. 2. The next meeting focuses on finalizing strategies to deal with each issue. Pertemuan berikutnya berfokus pada menyelesaikan strategi untuk menangani masalah masing-masing. Before the next meeting, a subcommittee is charged to draft the planning document, which includes updated mission, vision, and values, and also finalized strategic issues, goals, strategies. Sebelum pertemuan berikutnya, subkomite dibebankan untuk menyusun dokumen perencanaan, yang mencakup misi diperbaharui, visi, dan nilai-nilai, dan juga menyelesaikan isu-isu strategis, tujuan, strategi. This document is distributed before the next meeting. Dokumen ini didistribusikan sebelum pertemuan berikutnya.
3. 3. In the next meeting, planners exchange feedback about the content and format of the planning document. Dalam pertemuan berikutnya, perencana pertukaran umpan balik tentang isi dan format dokumen perencanaan. Feedback is incorporated in the document and it is distributed before the next meeting. Saran atau masukan didirikan di dokumen dan didistribusikan sebelum pertemuan berikutnya.
4. 4. The next meeting does not require entire attention to the plan, eg, the document is authorized by the board during a regular board meeting. Pertemuan berikutnya tidak memerlukan seluruh perhatian untuk merencanakan, misalnya, dokumen tersebut disahkan oleh dewan dalam pertemuan dewan biasa.
5. 5. Note that in the above example, various subcommittees might be charged to gather additional information and distribute it before the next planning meeting. Catatan bahwa dalam contoh di atas, berbagai subkomite mungkin akan dikenakan biaya untuk mengumpulkan informasi tambahan dan mendistribusikannya sebelum rapat perencanaan berikutnya.
6 Note, too, that the staff may take this document and establish a yearly operating plan which details what strategies will be implemented over the next year, who will do them, and by when. 6 Perhatikan juga, bahwa staf dapat mengambil dokumen ini dan membuat rencana operasi tahunan yang merinci strategi apa yang akan dilaksanakan selama tahun depan, yang akan melakukannya, dan kapan.
7. 7. No matter how serious organizations are about strategic planning, they usually have strong concerns about being able to find time to attend frequent meetings. Tidak peduli seberapa serius organisasi tentang perencanaan strategis, mereka biasanya memiliki keprihatinan yang kuat tentang bisa menemukan waktu untuk menghadiri pertemuan sering. This concern can be addressed by ensuring meetings are well managed, having short meetings as needed rather than having fewer but longer meetings, and having realistic expectations from the planning project. Kekhawatiran ini dapat diatasi dengan memastikan pertemuan dikelola dengan baik, setelah pertemuan yang diperlukan pendek daripada memiliki tapi lagi pertemuan lebih sedikit, dan memiliki harapan yang realistis dari perencanaan proyek.

How Do We Ensure Implementation of Our New Plan? Bagaimana Kita Pastikan Pelaksanaan Rencana Baru Kita?

A frequent complaint about the strategic planning process is that it produces a document that ends up collecting dust on a shelf -- the organization ignores the precious information depicted in the document. Keluhan sering tentang proses strategis perencanaan adalah bahwa hal itu menghasilkan dokumen yang berakhir dengan mengumpulkan debu di rak - organisasi mengabaikan informasi berharga digambarkan dalam dokumen.

The following guidelines will help ensure that the plan is implemented. Pedoman berikut ini akan membantu memastikan bahwa rencana tersebut diimplementasikan.
(Note that reference to boards of directors is in regard to organizations that are corporations. (Catatan bahwa referensi untuk dewan direksi adalah berkaitan dengan organisasi yang korporasi.
1. 1. When conducting the planning process, involve the people who will be responsible for implementing the plan. Ketika melakukan proses perencanaan, melibatkan orang-orang yang akan bertanggung jawab untuk menerapkan rencana tersebut. Use a cross-functional team (representatives from each of the major organization's products or service) to ensure the plan is realistic and collaborative. Gunakan tim lintas-fungsional (perwakilan dari masing-masing organisasi utama yang produk atau layanan) untuk memastikan rencana tersebut realistis dan kolaboratif.
2. 2. Ensure the plan is realistic. Pastikan rencana yang realistis. Continue asking planning participants “Is this realistic? Lanjutkan meminta peserta perencanaan "Apakah ini realistis? Can you really do this?” Dapatkah Anda benar-benar melakukan ini? "
3. 3. Organize the overall strategic plan into smaller action plans, often including an action plan (or work plan) for each committee on the board. Mengatur rencana strategis secara keseluruhan menjadi rencana aksi yang lebih kecil, sering termasuk rencana aksi (atau rencana kerja) untuk masing-masing komite di papan tulis.
4. 4. In the overall planning document, specify who is doing what and by when (action plans are often referenced in the implementation section of the overall strategic plan). Dalam dokumen perencanaan keseluruhan, tentukan siapa yang melakukan apa dan kapan (rencana aksi yang sering dirujuk di bagian pelaksanaan rencana strategis secara keseluruhan). Some organizations may elect to include the action plans in a separate document from the strategic plan, which would include only the mission, vision, values, key issues and goals, and strategies. Beberapa organisasi dapat memilih untuk memasukkan rencana aksi dalam dokumen terpisah dari rencana strategis, yang hanya akan mencakup misi, visi, nilai-nilai, isu-isu kunci dan tujuan, dan strategi. This approach carries some risk that the board will lose focus on the action plans. Pendekatan ini membawa beberapa risiko bahwa dewan akan kehilangan fokus pada rencana aksi.
5. 5. In an implementation section in the plan, specify and clarify the plan's implementation roles and responsibilities. Dalam sebuah bagian dalam rencana implementasi, tentukan dan menjelaskan rencana itu pelaksanaan peran dan tanggung jawab. Be sure to detail particularly the first 90 days of the implementation of the plan. Pastikan untuk detail khususnya 90 hari pertama pelaksanaan rencana. Build in regular reviews of status of the implementation of the plan. Membangun dalam tinjauan rutin status pelaksanaan rencana.
6. 6. Translate the strategic plan's actions into job descriptions and personnel performance reviews. Terjemahkan strategis yang rencana tindakan ke deskripsi kerja dan kinerja personil tinjauan.
7. 7. Communicate the role of follow-ups to the plan. Mengkomunikasikan peran tindak lanjut atas rencana tersebut. If people know the action plans will be regularly reviewed, implementers tend to do their jobs before they're checked on. Jika orang mengetahui rencana aksi akan ditinjau ulang secara teratur, pelaksana cenderung untuk melakukan pekerjaan mereka sebelum mereka memeriksa.
8. 8. Be sure to document and distribute the plan, including inviting review input from all. Pastikan untuk dokumen dan mendistribusikan rencana tersebut, termasuk meninjau mengundang masukan dari semua.
9. 9. Be sure that one internal person has ultimate responsibility that the plan is enacted in a timely fashion. Pastikan bahwa satu orang internal memiliki tanggung jawab utama bahwa rencana tersebut berlaku secara tepat waktu.
10. 10. The chief executive's support of the plan is a major driver to the plan's implementation. Chief eksekutif mendukung rencana tersebut adalah penggerak utama untuk pelaksanaan rencana itu. Integrate the plan's goals and objectives into the chief executive's performance reviews. yang Mengintegrasikan rencana tujuan dan sasaran kinerja yang menjadi eksekutif review kepala.
11. 11. Place huge emphasis on feedback to the board's executive committee from the planning participants. Tempat yang besar penekanan pada umpan balik untuk komite eksekutif forum dari para peserta perencanaan.

Consider all or some of the following to ensure the plan is implemented. Pertimbangkan semua atau beberapa hal berikut untuk memastikan rencana diimplementasikan.
12. 12. Have designated rotating “checkers” to verify, eg, every quarter, if each implementer completed their assigned tasks. Telah ditunjuk berputar "dam" untuk memverifikasi, misalnya, setiap kuartal, jika setiap pelaksana menyelesaikan tugas yang diberikan mereka.
13. 13. Have pairs of people be responsible for tasks. Apakah pasangan orang bertanggung jawab untuk tugas. Have each partner commit to helping the other to finish the other's tasks on time. Apakah masing-masing mitra berkomitmen untuk membantu yang lain untuk menyelesaikan tugas lain waktu.

Pedoman untuk Perencanaan Selama Jauhkan Perspektif

Many managers spend most of their time "fighting fires" in the workplace. Banyak manajer menghabiskan sebagian besar waktu mereka "memerangi kebakaran" di tempat kerja. -- their time is spent realizing and reacting to problems. - Waktu mereka dihabiskan menyadari dan bereaksi terhadap masalah. For these managers -- and probably for many of us -- it can be very difficult to stand back and take a hard look at what we want to accomplish and how we want to accomplish it. We're too buy doing what we think is making progress. Untuk para manajer - dan mungkin bagi banyak dari kami - ini bisa sangat sulit untuk berdiri kembali dan melihat keras pada apa yang ingin kita capai dan bagaimana kita ingin mencapainya. Juga membeli Kami melakukan apa yang kita anggap membuat kemajuan. However, one of the major differences between new and experienced managers is the skill to see the broad perspective, to take the long view on what we want to do and how we're going to do it. Namun, salah satu perbedaan utama antara manajer baru dan berpengalaman adalah keterampilan untuk melihat perspektif yang luas, untuk mengambil pandangan lama pada apa yang kita ingin lakukan dan bagaimana kita akan melakukannya. One of the best ways to develop this skill is through ongoing experience in strategic planning. Salah satu cara terbaik untuk mengembangkan keterampilan ini adalah melalui pengalaman yang berkelanjutan dalam perencanaan strategis. The following guidelines may help you to get the most out of your strategic planning experience. Panduan berikut dapat membantu Anda untuk mendapatkan hasil maksimal dari pengalaman perencanaan strategis Anda.
1. 1. The real benefit of the strategic planning process is the process, not the plan document. Manfaat nyata dari proses perencanaan strategis adalah proses, bukan dokumen perencanaan.
2. 2. There is no "perfect" plan. Tidak ada "sempurna" rencana. There's doing your best at strategic thinking and implementation, and learning from what you're doing to enhance what you're doing the next time around. Ada melakukan yang terbaik pada pemikiran strategis dan implementasi, dan belajar dari apa yang Anda lakukan untuk meningkatkan apa yang Anda lakukan pada waktu berikutnya.
3. 3. The strategic planning process is usually not an "aha!" experience. Proses perencanaan strategis biasanya bukan aha "pengalaman!". It's like the management process itself -- it's a series of small moves that together keep the organization doing things right as it heads in the right direction. Ini seperti proses manajemen itu sendiri - ini adalah serangkaian langkah kecil yang bersama-sama menjaga organisasi melakukan hal yang benar seperti kepala ke arah yang benar.
4. 4. In planning, things usually aren't as bad as you fear nor as good as you'd like. Dalam perencanaan, hal-hal yang biasanya tidak seburuk yang kamu takut tidak sebaik seperti yang Anda inginkan.
5. 5. Start simple, but start! Mulai yang sederhana, tapi memulai!

Need Consultant or Facilitator to Help You With Planning? Perlu konsultan atau fasilitator untuk Membantu Anda Dengan Perencanaan?

You may want to consider using a facilitator from outside of your organization if: Anda mungkin ingin mempertimbangkan untuk menggunakan fasilitator dari luar organisasi Anda jika:
1. 1. Your organization has not conducted strategic planning before. Organisasi Anda tidak melakukan perencanaan strategis sebelumnya.
2. 2. For a variety of reasons, previous strategic planning was not deemed to be successful. Untuk berbagai alasan, perencanaan strategis yang sebelumnya tidak dianggap berhasil.
3. 3. There appears to be a wide range of ideas and/or concerns among organization members about strategic planning and current organizational issues to be addressed in the plan. Tampaknya ada berbagai gagasan dan / atau masalah di antara anggota organisasi tentang perencanaan strategis dan isu-isu organisasi saat ini harus ditangani dalam rencana tersebut.
4. 4. There is no one in the organization who members feel has sufficient facilitation skills. Tidak ada satu dalam organisasi yang anggota merasa memiliki ketrampilan fasilitasi yang memadai.
5. 5. No one in the organization feels committed to facilitating strategic planning for the organization. Tidak seorang pun di organisasi merasa berkomitmen untuk memfasilitasi perencanaan strategis bagi organisasi.
6. 6. Leaders believe that an inside facilitator will either inhibit participation from others or will not have the opportunity to fully participate in planning themselves. Pemimpin percaya bahwa fasilitator dalam baik akan menghambat partisipasi dari orang lain atau tidak akan memiliki kesempatan untuk berpartisipasi penuh dalam perencanaan sendiri.
7. 7. Leaders want an objective voice, ie, someone who is not likely to have strong predispositions about the organization's strategic issues and ideas. Pemimpin menginginkan suara yang objektif, yaitu, seseorang yang tidak cenderung memiliki kecenderungan kuat tentang isu-isu strategis organisasi dan ide.

(Also see Consultants (using) .) (Juga lihat Konsultan (menggunakan) .)

Who Should Be Involved in Planning? Siapa yang Harus Terlibat dalam Perencanaan?

Strategic planning should be conducted by a planning team. Consider the following guidelines when developing the team. Perencanaan strategis harus dilakukan oleh tim perencanaan. Pertimbangkan panduan berikut saat mengembangkan tim.
(Note that reference to boards of directors is in regard to organizations that are corporations.) (Catatan bahwa referensi untuk dewan direksi adalah berkaitan dengan organisasi yang perusahaan.)
1. 1. The chief executive and board chair should be included in the planning group, and should drive development and implementation of the plan. Eksekutif kepala dan kursi dewan harus dimasukkan dalam kelompok perencanaan, dan harus mendorong pengembangan dan implementasi rencana.
2. 2. Establish clear guidelines for membership, for example, those directly involved in planning, those who will provide key information to the process, those who will review the plan document, those who will authorize the document, etc. Menetapkan pedoman yang jelas untuk keanggotaan, misalnya, perencanaan yang secara langsung terlibat dalam, orang-orang yang akan memberikan informasi kunci untuk proses ini, mereka yang akan meninjau dokumen perencanaan, mereka yang akan mengotorisasi dokumen, dll
3. 3. A primary responsibility of a board of directors is strategic planning to effectively lead the organization. Tanggung jawab utama dari dewan direksi adalah perencanaan strategis untuk memimpin organisasi secara efektif. Therefore, insist that the board be strongly involved in planning, often including assigning a planning committee (often, the same as the executive committee). Oleh karena itu, bersikeras bahwa dewan akan sangat terlibat di dalam perencanaan, sering termasuk menugaskan sebuah komite perencanaan (sering, sama seperti komite eksekutif).
4. 4. Ask if the board membership is representative of the organization's clientele and community, and if they are not, the organization may want to involve more representation in planning. Tanyakan apakah keanggotaan dewan merupakan perwakilan dari organisasi klien dan masyarakat, dan kalau mereka tidak, organisasi mungkin ingin melibatkan perwakilan lebih dalam perencanaan. If the board chair or chief executive balks at including more of the board members in planning, then the chief executive and/or board chair needs to seriously consider how serious the organization is about strategic planning! Jika kursi dewan atau eksekutif balks di termasuk lebih dari anggota dewan dalam perencanaan, maka eksekutif kepala dan / atau kursi dewan perlu serius mempertimbangkan bagaimana organisasi serius adalah tentang perencanaan strategis!
5. 5. Always include in the group, at least one person who ultimately has authority to make strategic decisions, for example, to select which goals will be achieved and how. Selalu sertakan dalam grup tersebut, setidaknya satu orang yang akhirnya memiliki wewenang untuk membuat keputusan strategis, misalnya, untuk memilih tujuan yang akan dicapai dan bagaimana.
6. 6. Ensure that as many stakeholders as possible are involved in the planning process. Memastikan bahwa sebanyak mungkin stakeholder yang terlibat dalam proses perencanaan.
7. 7. Involve at least those who are responsible for composing and implementing the plan. Melibatkan setidaknya mereka yang bertanggung jawab untuk menyusun dan melaksanakan rencana tersebut.
8. 8. Involve someone to administrate the process, including arranging meetings, helping to record key information, helping with flipcharts, monitoring status of prework, etc. Libatkan seseorang untuk administrate proses, termasuk mengatur pertemuan, membantu untuk merekam informasi kunci, membantu dengan flipchart, pemantauan status prework, dll
9. 9. Consider having the above administrator record the major steps in the planning process to help the organization conduct its own planning when the plan is next updated. Mempertimbangkan memiliki catatan administrator di atas langkah-langkah utama dalam proses perencanaan untuk membantu organisasi melakukan perencanaan sendiri ketika rencananya adalah berikutnya diperbarui.

Note the following considerations: Perhatikan pertimbangan sebagai berikut:
10. 10. Different types of members may be needed more at different times in the planning process, for example, strong board involvement in determining the organization's strategic direction (mission, vision, and values), and then more staff involvement in determining the organization's strategic analysis to determine its current issues and goals, and then primarily the staff to determine the strategies needed to address the issues and meet the goals. Berbagai jenis anggota mungkin diperlukan lebih pada waktu yang berbeda dalam proses perencanaan, misalnya, keterlibatan dewan kuat dalam menentukan strategis arahan organisasi (misi, visi, dan nilai-nilai), dan kemudian lebih staf keterlibatan dalam menentukan strategis analisis organisasi untuk menentukan isu-isu saat ini dan tujuan, dan kemudian staf terutama untuk menentukan strategi yang diperlukan untuk mengatasi masalah dan mencapai tujuan.
11. 11. In general, where there's any doubt about whether a certain someone should be involved in planning, it's best to involve them. It's worse to exclude someone useful then it is to have one or two extra people in planning -- this is true in particular with organizations where board members often do not have extensive expertise about the organization and its products or services. Secara umum, di mana ada keraguan tentang apakah seseorang tertentu harus terlibat dalam perencanaan, yang terbaik untuk melibatkan mereka. Ini lebih buruk untuk mengecualikan seseorang yang berguna maka adalah untuk memiliki satu atau dua orang tambahan dalam merencanakan - hal ini benar khususnya dengan organisasi di mana anggota dewan sering tidak memiliki keahlian yang luas tentang organisasi dan produk atau jasa.
12. 12. Therefore, an organization may be better off to involve board and staff planners as much as possible in all phases of planning. Mixing the board and staff during planning helps board members understand the day-to-day issues of the organization, and helps the staff to understand the top-level issues of the organization. Oleh karena itu, sebuah organisasi mungkin lebih baik untuk melibatkan dewan dan staf perencana sebanyak mungkin dalam semua tahap perencanaan. Mencampur dewan dan staf selama perencanaan membantu anggota dewan memahami-hari masalah hari organisasi, dan membantu staf untuk memahami isu-isu tingkat atas organisasi.

How Many Planning Meetings Will We Need? Bagaimana Perencanaan Banyak Rapat Apakah Kita Perlu?
Number and Duration of Planning Meetings Jumlah dan Jangka waktu Perencanaan Rapat

1. 1. New planners usually want to know how many meetings will be needed and what is needed for each meeting, ie, they want a procedure for strategic planning. New perencana biasanya ingin tahu berapa banyak pertemuan akan dibutuhkan dan apa yang dibutuhkan untuk setiap pertemuan, yaitu, mereka menginginkan prosedur untuk perencanaan strategis. The number of meetings depends on whether the organization has done planning before, how many strategic issues and goals the organization faces, whether the culture of the organization prefers short or long meetings, and how much time the organization is willing to commit to strategic planning. Jumlah pertemuan tergantung pada apakah organisasi telah dilakukan perencanaan sebelum, berapa banyak isu-isu strategis dan tujuan organisasi wajah, apakah budaya organisasi lebih menyukai pertemuan pendek atau panjang, dan berapa banyak waktu organisasi bersedia berkomitmen untuk perencanaan strategis.
2. 2. Attempt to complete strategic planning in at most two to three months, or momentum will be lost and the planning effort may fall apart. Mencoba untuk menyelesaikan perencanaan strategis dalam paling banyak dua sampai tiga bulan, atau momentum akan hilang dan upaya perencanaan mungkin berantakan.
Scheduling of Meetings Penjadwalan Rapat

1. 1. Have each meeting at most two to three weeks apart when planning. Apakah setiap pertemuan paling banyak dua atau tiga minggu selain saat perencanaan. It's too easy to lose momentum otherwise. Ini terlalu mudah kehilangan momentum sebaliknya.
2. 2. The most important factor in accomplishing complete attendance to planning meetings is evidence of strong support from executives. Therefore, ensure that executives a) issue clear direction that they strongly support and value the strategic planning process, and b) are visibly involved in the planning process. Yang menjadi faktor penting dalam mencapai pertemuan yang paling lengkap untuk perencanaan pertemuan tersebut adalah bukti dukungan yang kuat dari eksekutif. Oleh karena itu, memastikan bahwa eksekutif masalah jelas arah) bahwa mereka sangat mendukung dan menghargai proses perencanaan strategis, dan b) jelas tampak terlibat dalam proses perencanaan .
An Example Planning Process and Design of Meetings Sebuah Contoh Proses Perencanaan dan Desain Rapat

One example of a brief planning process is the following which includes four planning meetings and develops a top-level strategic plan which is later translated into a yearly operating plan by the staff: Salah satu contoh proses perencanaan singkat adalah berikut ini yang mencakup empat pertemuan perencanaan dan mengembangkan rencana strategis tingkat-atas yang kemudian diterjemahkan menjadi rencana operasional tahunan oleh staf:
1. 1. Planning starts with a half-day or all-day board retreat and includes introductions by the board chair and/or chief executive, their explanations of the organization's benefits from strategic planning and the organization's commitment to the planning process, the facilitator's overview of the planning process, and the board chairs and/or chief executive's explanation of who will be involved in the planning process. Perencanaan dimulai dengan hari-setengah atau semua-hari retret dewan dan termasuk perkenalan oleh kursi dewan dan / atau eksekutif, mereka penjelasan dari organisasi manfaat dari perencanaan strategis dan organisasi komitmen untuk proses perencanaan, fasilitator, ikhtisar perencanaan proses, dan kursi direksi dan / atau penjelasan eksekutif utama yang akan terlibat dalam proses perencanaan. In the retreat, the organization may then begin the next step in planning, whether this be visiting their mission, vision, values, etc. or identifying current issues and goals to which strategies will need to be developed. Dalam retret, organisasi kemudian dapat memulai langkah selanjutnya dalam perencanaan, apakah mereka akan mengunjungi misi, visi, nilai, dll atau mengidentifikasi isu-isu saat ini dan tujuan yang akan strategi perlu dikembangkan. (Goals are often reworded issues.) Planners are asked to think about strategies before the next meeting. (Gol sering reworded masalah strategi.) Perencana diminta untuk memikirkan sebelum pertemuan berikutnya.
2. 2. The next meeting focuses on finalizing strategies to deal with each issue. Pertemuan berikutnya berfokus pada menyelesaikan strategi untuk menangani masalah masing-masing. Before the next meeting, a subcommittee is charged to draft the planning document, which includes updated mission, vision, and values, and also finalized strategic issues, goals, strategies. Sebelum pertemuan berikutnya, subkomite dibebankan untuk menyusun dokumen perencanaan, yang mencakup misi diperbaharui, visi, dan nilai-nilai, dan juga menyelesaikan isu-isu strategis, tujuan, strategi. This document is distributed before the next meeting. Dokumen ini didistribusikan sebelum pertemuan berikutnya.
3. 3. In the next meeting, planners exchange feedback about the content and format of the planning document. Dalam pertemuan berikutnya, perencana pertukaran umpan balik tentang isi dan format dokumen perencanaan. Feedback is incorporated in the document and it is distributed before the next meeting. Saran atau masukan didirikan di dokumen dan didistribusikan sebelum pertemuan berikutnya.
4. 4. The next meeting does not require entire attention to the plan, eg, the document is authorized by the board during a regular board meeting. Pertemuan berikutnya tidak memerlukan seluruh perhatian untuk merencanakan, misalnya, dokumen tersebut disahkan oleh dewan dalam pertemuan dewan biasa.
5. 5. Note that in the above example, various subcommittees might be charged to gather additional information and distribute it before the next planning meeting. Catatan bahwa dalam contoh di atas, berbagai subkomite mungkin akan dikenakan biaya untuk mengumpulkan informasi tambahan dan mendistribusikannya sebelum rapat perencanaan berikutnya.
6 Note, too, that the staff may take this document and establish a yearly operating plan which details what strategies will be implemented over the next year, who will do them, and by when. 6 Perhatikan juga, bahwa staf dapat mengambil dokumen ini dan membuat rencana operasi tahunan yang merinci strategi apa yang akan dilaksanakan selama tahun depan, yang akan melakukannya, dan kapan.
7. 7. No matter how serious organizations are about strategic planning, they usually have strong concerns about being able to find time to attend frequent meetings. Tidak peduli seberapa serius organisasi tentang perencanaan strategis, mereka biasanya memiliki keprihatinan yang kuat tentang bisa menemukan waktu untuk menghadiri pertemuan sering. This concern can be addressed by ensuring meetings are well managed, having short meetings as needed rather than having fewer but longer meetings, and having realistic expectations from the planning project. Kekhawatiran ini dapat diatasi dengan memastikan pertemuan dikelola dengan baik, setelah pertemuan yang diperlukan pendek daripada memiliki tapi lagi pertemuan lebih sedikit, dan memiliki harapan yang realistis dari perencanaan proyek.

How Do We Ensure Implementation of Our New Plan? Bagaimana Kita Pastikan Pelaksanaan Rencana Baru Kita?

A frequent complaint about the strategic planning process is that it produces a document that ends up collecting dust on a shelf -- the organization ignores the precious information depicted in the document. Keluhan sering tentang proses strategis perencanaan adalah bahwa hal itu menghasilkan dokumen yang berakhir dengan mengumpulkan debu di rak - organisasi mengabaikan informasi berharga digambarkan dalam dokumen.

The following guidelines will help ensure that the plan is implemented. Pedoman berikut ini akan membantu memastikan bahwa rencana tersebut diimplementasikan.
(Note that reference to boards of directors is in regard to organizations that are corporations. (Catatan bahwa referensi untuk dewan direksi adalah berkaitan dengan organisasi yang korporasi.
1. 1. When conducting the planning process, involve the people who will be responsible for implementing the plan. Ketika melakukan proses perencanaan, melibatkan orang-orang yang akan bertanggung jawab untuk menerapkan rencana tersebut. Use a cross-functional team (representatives from each of the major organization's products or service) to ensure the plan is realistic and collaborative. Gunakan tim lintas-fungsional (perwakilan dari masing-masing organisasi utama yang produk atau layanan) untuk memastikan rencana tersebut realistis dan kolaboratif.
2. 2. Ensure the plan is realistic. Pastikan rencana yang realistis. Continue asking planning participants “Is this realistic? Lanjutkan meminta peserta perencanaan "Apakah ini realistis? Can you really do this?” Dapatkah Anda benar-benar melakukan ini? "
3. 3. Organize the overall strategic plan into smaller action plans, often including an action plan (or work plan) for each committee on the board. Mengatur rencana strategis secara keseluruhan menjadi rencana aksi yang lebih kecil, sering termasuk rencana aksi (atau rencana kerja) untuk masing-masing komite di papan tulis.
4. 4. In the overall planning document, specify who is doing what and by when (action plans are often referenced in the implementation section of the overall strategic plan). Dalam dokumen perencanaan keseluruhan, tentukan siapa yang melakukan apa dan kapan (rencana aksi yang sering dirujuk di bagian pelaksanaan rencana strategis secara keseluruhan). Some organizations may elect to include the action plans in a separate document from the strategic plan, which would include only the mission, vision, values, key issues and goals, and strategies. Beberapa organisasi dapat memilih untuk memasukkan rencana aksi dalam dokumen terpisah dari rencana strategis, yang hanya akan mencakup misi, visi, nilai-nilai, isu-isu kunci dan tujuan, dan strategi. This approach carries some risk that the board will lose focus on the action plans. Pendekatan ini membawa beberapa risiko bahwa dewan akan kehilangan fokus pada rencana aksi.
5. 5. In an implementation section in the plan, specify and clarify the plan's implementation roles and responsibilities. Dalam sebuah bagian dalam rencana implementasi, tentukan dan menjelaskan rencana itu pelaksanaan peran dan tanggung jawab. Be sure to detail particularly the first 90 days of the implementation of the plan. Pastikan untuk detail khususnya 90 hari pertama pelaksanaan rencana. Build in regular reviews of status of the implementation of the plan. Membangun dalam tinjauan rutin status pelaksanaan rencana.
6. 6. Translate the strategic plan's actions into job descriptions and personnel performance reviews. Terjemahkan strategis yang rencana tindakan ke deskripsi kerja dan kinerja personil tinjauan.
7. 7. Communicate the role of follow-ups to the plan. Mengkomunikasikan peran tindak lanjut atas rencana tersebut. If people know the action plans will be regularly reviewed, implementers tend to do their jobs before they're checked on. Jika orang mengetahui rencana aksi akan ditinjau ulang secara teratur, pelaksana cenderung untuk melakukan pekerjaan mereka sebelum mereka memeriksa.
8. 8. Be sure to document and distribute the plan, including inviting review input from all. Pastikan untuk dokumen dan mendistribusikan rencana tersebut, termasuk meninjau mengundang masukan dari semua.
9. 9. Be sure that one internal person has ultimate responsibility that the plan is enacted in a timely fashion. Pastikan bahwa satu orang internal memiliki tanggung jawab utama bahwa rencana tersebut berlaku secara tepat waktu.
10. 10. The chief executive's support of the plan is a major driver to the plan's implementation. Chief eksekutif mendukung rencana tersebut adalah penggerak utama untuk pelaksanaan rencana itu. Integrate the plan's goals and objectives into the chief executive's performance reviews. yang Mengintegrasikan rencana tujuan dan sasaran kinerja yang menjadi eksekutif review kepala.
11. 11. Place huge emphasis on feedback to the board's executive committee from the planning participants. Tempat yang besar penekanan pada umpan balik untuk komite eksekutif forum dari para peserta perencanaan.

Consider all or some of the following to ensure the plan is implemented. Pertimbangkan semua atau beberapa hal berikut untuk memastikan rencana diimplementasikan.
12. 12. Have designated rotating “checkers” to verify, eg, every quarter, if each implementer completed their assigned tasks. Telah ditunjuk berputar "dam" untuk memverifikasi, misalnya, setiap kuartal, jika setiap pelaksana menyelesaikan tugas yang diberikan mereka.
13. 13. Have pairs of people be responsible for tasks. Apakah pasangan orang bertanggung jawab untuk tugas. Have each partner commit to helping the other to finish the other's tasks on time. Apakah masing-masing mitra berkomitmen untuk membantu yang lain untuk menyelesaikan tugas lain waktu.

© Copyright Carter McNamara, MBA, PhD, Authenticity Consulting, LLC, ahli dalam perencanaan strategis .

Perencanaan Strategis (dalam nirlaba atau organisasi nirlaba)

Perencanaan Strategis (dalam nirlaba atau organisasi nirlaba)

© Copyright Carter McNamara, MBA, PhD, Authenticity Consulting, LLC, experts in strategic planning . © Copyright Carter McNamara, MBA, PhD, Authenticity Consulting, LLC, ahli dalam perencanaan strategis .
Adapted from the Field Guide to Nonprofit Strategic Planning and Facilitation . Diadaptasi dari Panduan Lapangan untuk Nirlaba Perencanaan Strategis dan Fasilitasi .

Secara sederhana, perencanaan strategis yang menentukan di mana sebuah organisasi akan selama tahun depan atau lebih, bagaimana akan ke sana dan bagaimana hal itu akan tahu apakah itu bisa di sana atau tidak. Fokus dari rencana strategis biasanya di seluruh organisasi, sedangkan fokus dari rencana bisnis biasanya pada produk tertentu, layanan atau program.

Ada berbagai perspektif, model dan pendekatan yang digunakan dalam perencanaan strategis. Cara rencana strategis yang dikembangkan tergantung pada sifat kepemimpinan organisasi, budaya organisasi, kompleksitas organisasi lingkungan, ukuran organisasi, keahlian para perencana, dll. Misalnya, ada berbagai model perencanaan strategis, termasuk tujuan-based, berbasis isu, organik, skenario (beberapa akan menegaskan bahwa perencanaan skenario lebih merupakan teknik dari model), dll berbasis perencanaan Tujuan mungkin adalah yang paling umum dan mulai dengan fokus pada organisasi misi (dan visi dan / atau nilai), tujuan untuk mewujudkan misi, strategi untuk mencapai tujuan, dan perencanaan tindakan (yang akan melakukan apa dan kapan) berdasarkan perencanaan strategis-Masalah sering dimulai dengan memeriksa masalah yang dihadapi organisasi, strategi untuk mengatasi isu-isu dan rencana aksi. Perencanaan strategis Organik mungkin mulai dengan mengartikulasikan visi organisasi dan nilai-nilai, dan kemudian rencana tindakan untuk mencapai visi sekaligus taat pada nilai-nilai.Beberapa perencana lebih menyukai pendekatan tertentu untuk perencanaan, misalnya, pertanyaan apresiatif. Beberapa rencana scoped untuk satu tahun, banyak tiga tahun, dan beberapa sampai lima sampai sepuluh tahun ke depan. Beberapa rencana hanya mencakup tingkat informasi atas dan tidak ada rencana aksi.

Cukup sering, perencana strategis organisasi yang sudah tahu banyak tentang apa yang akan masuk ke dalam rencana strategis (ini benar untuk perencanaan bisnis, juga). Namun, penyusunan rencana strategis sangat membantu untuk menjelaskan rencana organisasi dan memastikan bahwa para pemimpin kunci semua "pada script yang sama". Jauh lebih penting daripada dokumen rencana strategis, adalah proses perencanaan strategis itu sendiri.